JudulANALISIS RISIKO PRAKTIK 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGURARA TAHUN 2024 |
Nama: NURLIA |
Tahun: 2025 |
Abstrak Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Tahun 2023 tercatat 114.720 kasus DBD secara nasional (IR = 41,36/100.000 penduduk; CFR = 0,78%). Di Sulawesi Tengah, IR mencapai 58,40/100.000 penduduk. Wilayah kerja Puskesmas Sangurara mencatat 72 kasus DBD pada tahun 2024 dan menjadi yang tertinggi di Kota Palu. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan praktik 3M Plus dengan kejadian DBD. Menggunakan desain kasus- kontrol, sebanyak 144 responden (72 kasus dan 72 kontrol) dipilih dengan puprosive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis dengan uji Chi-square serta regresi logistik. Hasil menunjukkan adanya hubungan signifikan antara praktik menguras TPA (p = 0,000; OR = 6,633), menutup TPA (p = 0,019; OR = 2,340), menggunakan obat anti nyamuk (p = 0,000; OR = 4,448), dan kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah (p = 0,000; OR = 7,330) dengan kejadian DBD. Faktor risiko paling dominan adalah kebiasaan menggantung pakaian (OR = 5,045). Sementara itu, mendaur ulang (p = 0,0487; OR = 1,542), memasang kawat kasa (p = 0,801; OR = 1,290), dan memelihara ikan pemakan jentik (p = 1,000; OR = 1,000) tidak berhubungan. Kesimpulannya: praktik menguras, menutup, menggunakan obat anti nyamuk, dan kebiasaan menggantung pakaian berhubungan dengan kejadian DBD. Faktor paling dominan adalah menggantung pakaian. Saran: dibutuhkan edukasi intensif oleh petugas kesehatan untuk meningkatkan penerapan 3M Plus secara konsisten. Kata kunci: DBD, Menggantung Pakaian, 3M Plus |