Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulFaktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Sick Building Syndrome Pada Pegawai Di Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Palu
Nama: RIZKI DINDA AMALIA
Tahun: 2025
Abstrak
ABSTRAK Rizki Dinda Amalia. Faktor yang berhubungan dengan gejala sick building syndrome pada pegawai di Badan Pengelola Keuangan, dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Palu (Di bawah bimbingan Muhammad Sabri Syahrir) Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako Sick Building Syndrome (SBS) adalah kumpulan gejala kesehatan yang dialami individu yang bekerja atau beraktivitas di dalam gedung tanpa penyebab medis yang jelas. Faktor-faktor yang memengaruhi Sick Building Syndrome mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, serta kondisi lingkungan seperti ventilasi, suhu, kelembapan, dan pencahayaan. Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu yang memiliki jam kerja padat dan ruang kerja tertutup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan lingkungan kerja dengan gejala SBS pada pegawai. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 86 orang dari total 109 pegawai, ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 95?n teknik stratified random sampling. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p-value untuk umur (0,009), jenis kelamin (0,031), masa kerja (0,007), dan intensitas pencahayaan (0,011). Seluruh p-value lebih kecil dari a 0,05, sehingga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara gejala SBS dengan keempat variabel tersebut. Dengan demikian, umur, jenis kelamin, masa kerja, dan intensitas pencahayaan berpengaruh terhadap gejala SBS pada pegawai. SBS dapat berdampak serius terhadap produktivitas dan kualitas hidup pegawai. Gejala seperti sakit kepala, kelelahan, iritasi mata, hidung atau tenggorokan, serta kesulitan berkonsentrasi dapat menurunkan performa kerja dan meningkatkan ketidakhadiran (absenteeism). Jika tidak ditangani, SBS juga dapat memicu stres kronis dan menurunnya kepuasan kerja. Oleh karena itu, disarankan adanya perbaikan pencahayaan di ruang kerja, pengurangan beban kerja, serta pelaksanaan kegiatan coffee morning guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan pegawai. Kata kunci: Lingkungan kerja, Pegawai, SBS

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up