JudulFaktor Risiko Stunting Pada Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala |
Nama: NUR RIZKIA APRILIA LAHAY |
Tahun: 2024 |
Abstrak ABSTRAK Nur Rizki Aprilia Lahay, Faktor Risiko Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala (dibawah bimbingan Dr. Muhammad Jusman Rau, S.KM., M.Kes) Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako Stunting atau kekerdilan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan mendapat perhatian serius untuk ditanggulangi dalam program gizi di dunia dan Indonesia. Kejadian stunting berimplikasikan pada postur tubuh balita dengan panjang atau tinggi badan tidak sesuai/kurang dengan kondisi umur balita sehingga perkembangan fisik dan kognitif pada balita tidak berkembang secara optimal dan mempengaruhi produktifitas kerja dimasa akan datang. tahun 2022 sebanyak 4915 kasus dengan presentase 20,8% di Kabupaten Donggala. Kasus tertinggi berada di Kecamatan Banawa Selatan (41,0%), Kecamatan Sindue (33,4%), Kecamatan Dampelas (20,5%), Kecamatan Banawa berada di urutan ke empat (18,6%), dan yang terendah Kecamatan Sirenja (4,6%). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor risiko stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan case control. Sampel keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 117 balita, sampel kasus sebanyak 39 balita dan sampel kontrol sebanyak 78 balita yang diambil melalui teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner, data analisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Riwayat BBLR (OR= 5,789), pemberian MP-ASI (OR=5,091), dan faktor ekonomi (OR=3,200) dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa. Variabel pemberian ASI ekslusif merupakan variabel paling berpengaruh dengan nilai (OR = 10,286).Saran agar ibu lebih meningkatkan pengetahuan tentang perlakuan terhadap balita dengan riwayat BBLR, pemberian ASI ekslusif, pemberian MP-ASI, serta meningkatkan pengetahuan untuk mengelolah bahan makanan bagi keluarga kurang mampu. Kata Kunci : Stunting, Balita, BBLR, MP-ASI, ASI Ekslusif |