JudulHUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KELURAHAN BONEOGE KABUPATEN DONGGALA |
Nama: NADILA |
Tahun: 2023 |
Abstrak NADILA. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Kelurahan Boneoge Kabupaten Donggala (di bawah bimbingan Nurhaya S. Patui) Peminatan Biostatistik, KB dan Kependudukan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako Prevalensi stunting di seluruh dunia pada tahun 2020 sebesar 22%. Di Indonesia pada tahun 2020 prevalensi balita stunting sebesar 26,92?n pada tahun 2021 sebesar 24,4%. Berdasarkan data stunting tahun 2021, prevalensi stunting untuk setiap wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Donggala diperoleh data kasus stunting tertinggi terdapat di Puskesmas Donggala sebanyak (28,%). Prevalensi stunting Di Kelurahan Boneoge pada tahun 2021 sebesar 20%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi keluarga dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kelurahan Boneoge. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif tipe survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 65 responden. Analisis yang digunakan yaitu univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan Ibu (p = 0,000), pengetahuan gizi ibu (p = 0,000), pendapatan keluarga (p = 0,000), dan ketersediaan pangan (p = 0,000) terhadap kejadian stunting di Kelurahan Boneoge. Diharapkan agar pemerintah dapat berperan aktif khususnya bagi petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian stunting pada balita., dan diharapkan ibu dari balita menerapkan pola makan gizi seimbang sehingga angka kejadian stunting dapat berkurang. Kata Kunci : Faktor Sosial Ekonomi, Balita dan Stunting |