ESTD PERPUSTAKAAN UNTAD
ESTD PERPUSTAKAAN UNTAD
| JudulFaktor Yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Tuberculosis Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Kota Palu Tahun 2021 |
| Nama: NABHILAH SUCI RAMADHANI WAHIDIN |
| Tahun: 2022 |
| Abstrak ABSTRAK NABHILAH SUCI RAMADHANI WAHIDIN. Faktor yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Tuberculosis pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Palu Tahun 2021 (di bawah bimbingan Herawanto). Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako Tuberculosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberculosis dan masih menjadi masalah kesehatan dunia. Munculnya COVID-19 membuat pelaksanaan kegiatan program TB menjadi terhambat yang mengakibatkan rendahnya capaian penemuan kasus TB. Pada tahun 2020 angka penemuan kasus TB (CDR-TB) di Sulawesi tengah sebesar 38% sedangkan kota Palu sebesar 35%, dengan kata lain CDR-TB belum mencapai target nasional (70%). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi penemuan kasus tuberculosis pada masa pandemi COVID-19 di Kota Palu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survey analitik serta menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu petugas TB pada 13 Puskesmas di Kota Palu. Jumlah sampel sebanyak 40 responden. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji regresi linier berganda dengan derajat kepercayaan 95% (? = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka penemuan kasus TB (CDR-TB) ditengah pandemi COVID-19 di Kota Palu belum mencapai target (>70%). Hasil analisis menunjukkan bahwa beban kerja rangkap (sig = 0,038) dan kecemasan (sig = 0,037) berpengaruh terhadap penemuan kasus TB pada masa pandemi COVID-19 di Kota Palu, sedangkan pengetahuan (sig = 0,704) dan motivasi (sig = 0,894) tidak berpengaruh terhadap penemuan kasus TB pada masa pandemi COVID-19 di Kota Palu. Kata Kunci: Tuberculosis, Penemuan Kasus, Kecemasan, COVID-19. |