JudulKELANGSUNGAN HIDUP TAHAP AKLIMATISASI BERBAGAI KEPADATAN TEBAR IKAN PAKOVO (Nomorhamphus Sp). PADA MASA DOMESTIKASI |
Nama: AGUSTINO |
Tahun: 2023 |
Abstrak Perairan Sulawesi Tengah memiliki spesies ikan endemik yang jarang diteliti salah satunya adalah ikan Nomorhamphus sp. (Hadiyati 2018). Karakteristik tubuh yang unik dengan warna beragam dari famili ikan Zenarchopteridae menjadikan ikan ini sebagai ikan hias sehingga dapat diperjual belikan. Sejauh ini ikan tersebut mengandalkan penangkapan dari alam yang dapat mengancam status dan stok kondisi ikan di perairan (Kusuma dkk., 2018). Oleh karena itu, kegiatan tersebut membutuhkan pengetahuan terhadap karakteristik habitat. Pada proses domestikasi tahapan awal yang dilakukan adalah melakukan pengangkutan organisme yang bersal dari alam ke wadah terkontrol (Herjayanto dkk., 2019). Proses pengangkutan ikan lebih mudah stress dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya selama pengangkutan dan pemeliharaan pascapengangkutan (Tjakrawidjaja & Subagja, 2009). Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui respon awal pemeliharaan pascapengangkutan pada saat proses domestikasi ikan Nomorhamphus sp. dengan melihat tingkat kelangsungan hidup terhadap padat tebar berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2023 sampai dengan selesai. Tempat kegiatan penelitian yaitu di Perairan Danau Lindu untuk mengoleksi ikan uji dan pemeliharaan dilakukan di Laboratorium Biologi Akuakultur, Program Studi Akuakultur Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako Palu, Propinsi Sulawesi Tengah. Organisme uji yang digunakan yaitu ikan Nomorhamphus sp. yang diperoleh dari hasil tangkapan di habitat aslinya (Perairan Sulawesi Tengah). Ukuran ikan Nomorhamphus yang akan digunakan 4-5 cm. Perlakuan yang akan diuji pada penelitian adalah padat tebar yang berbeda dalam transportasi sistem tertutup packingan untuk melihat performa pengangkutan dan pemeliharan pascapengangkutan di dalam wadah terkontrol. Penelitian akan menggunakan 3 perlakuan dengan 6 ulangan yaitu: A: 2 ekor/500 ml air; B: 3 ekor/ 500 ml air dan C: 4 ekor/ 500 ml air. Kelangsungan hidup tertinggi pada penelitian ini yaitu pada perlakuan A dengan nilai 75% sedangkan terendah pada perlakuan C dengan nilai 54,17%. Menurut Hadiroseyani dkk. (2016), kematian ikan yang dipelihara setelah pengangkutan akan mengalami Delayed mortality syndrome hingga minggu kedua dan ketiga. Pada saat pemeliharaan pascapengangkutan parameter kualitas air diuji selama penelitian yaitu 14 hari. Suhu media tertinggi yang didapatkan pada masa pemeliharaan pascapengangkutan yaitu pada perlakuan A dengan nilai 28,9 0C sedangkan terendah pada setiap perlakuan yaitu 27,0 0C. Nilai pH media tertinggi yang didapatkan pada masa pemeliharaan pascapengangkutan yaitu pada perlakuan C dengan nilai 8,2 sedangkan terendah pada perlakuan A dan B yaitu 7,5. Nilai DO media tertinggi yang didapatkan pada masa pemeliharaan pascapengangkutan yaitu pada perlakuan A dengan nilai 4,2 mg/L sedangkan terendah pada perlakuan B dan C yaitu 3,2 mg/L KATA KUNCI: Nomorhamphus sp., padat tebar, kelangsungan hidup |