JudulSUHU DAN SALINITAS TERHADAP EMBRIOGENESIS, WAKTU PENETASAN DAN DAYA TETAS TELUR UDANG KAKI PUTIH (Penaeus Vannamei) |
Nama: WINDA PRATIWI |
Tahun: 2020 |
Abstrak Produksi udang budidaya mengalami perkembangan yang pesat, tetapi target produksi secara nasional belum terpenuhi akibat suplai benur yang tidak mencukupi kebutuhan usaha pembesaran karena beberapa faktor, diantaranya kualitas induk yang rendah dan kuranganya daya tetas telur. Kegagalan dalam penetasan telur udang kaki putih terjadi mungkin disebabkan oleh tidak terjadinya pembuahan akibat induk betina belum matang telur atau rusaknya spermatofora, dan rendahnya produksi larva mungkin juga disebabkan embrio serta larva merupakan fase yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, bahkan jika perubahan lingkungan tersebut terjadi dalam kisaran yang sempit. Parameter lingkungan yang berpengaruh signifikan terhadap daya tetas dan perkembangan larva udang diantaranya adalah suhu dan salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan salinitas terhadap perkembangan embrio (embriogenesis), lama penetasan, daya tetas telur dan abnormalitas larva udang kaki putih (Peneus vannamei). Penelitian didesain menggunakan rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial (RALF), tiga taraf suhu 24ºC, 27ºC dan 30ºC tiga taraf salinitas 25 ppt, 30 ppt dan 35 ppt dengan 3 ulangan sehingga terdapat 27 unit percobaan. Organisme uji yang digunakan adalah telur udang kaki putih dengan padat tebar 30 butir/2 liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan salinitas yang terbaik untuk perkembangan embrio dan waktu penetasan telur udang kaki putih masing-masing 30°C dan salinitas 35 ppt. Analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara suhu dan salinitas terhadap hatching rate (HR) udang kaki putih (p>0,05), tetapi, sebagai faktor tunggal baik suhu dan salinitas berpengaruh nyata (p?0,05) terhadap tingkat penetasan telur udang kaki putih |