JudulAPLIKASI KAPUR PADA MEDIA BERSALINITAS RENDAH TERHADAP FREKUENSI MOLTING, PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG KAKI PUTIH (Penaeus Vannamei) |
Nama: Musdalifah |
Tahun: 2021 |
Abstrak RINGKASAN Musdalifa (O27113018). Aplikasi Kapur pada Media Bersalinitas Rendah Terhadap Frekuensi Molting, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Kaki Putih (Penaeus vannamei) (Eka Rosyida dan Rusaini, 2019). Udang kaki putih memiliki sifat euryhaline yaitu mampu hidup di lingkungan perairan dengan kisaran salinitas 0,5 - 40 ppt. Pada perairan salinitas tinggi, kebutuhan mineral kalsium udang dapat terpenuhi melalui proses difusi dari lingkungan. Namun, pada media budidaya dengan salinitas rendah, ketersediaan mineral kalsium sangat sedikit. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh jenis dan dosis kapur berbeda terhadap frekuensi molting, pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup juvenil udang kaki putih (Penaeus vannamei) yang dipelihara pada media bersalinitas rendah. Penelitian didesain dalam rancangan acak lengkap pola faktorial (RALF) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor I yaitu jenis kapur (L) yang terdiri dari 5 taraf dan faktor II yaitu dosis kapur (D) yang terdiri dari 3 taraf, dimana setiap kombinasi diulang sebanyak 8 kali, sehingga terdapat 120 unit percobaan. Data pertumbuhan mutlak dan spesifik/harian (SGR) disajikan dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan software Microssoft Excel 2010. Data yang digunakan ditransforamasi (1/?x) dan dianalisis ragam (ANOVA) menggunakan program statistik Minitab 16. Jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati maka dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) pada tingkat kepercayaan 95%. Data frekuensi molting dan kualitas air disajikan dalam bentuk tabel atau grafik dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan frekuensi molting, pertumbuhan bobot mutlak, spesifik/harian dan kelangsungan hidup juvenil udang kaki putih (Penaeus vannamei) pada setiap jenis dan dosis kapur yang diaplikasikan selama pemeliharaan 49 hari. Tetapi analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara faktor jenis dan dosis kapur (P>0,05) yang diberikan terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan pertumbuhan spesifik/harian juvenil udang kaki putih. Frekuensi molting tertinggi udang kaki putih terdapat pada perlakuan pemberian CaO dengan dosis 1,80 g (7,4 kali) dan yang terendah terdapat pada perlakuan pemberian kapur CaCO3¬ dengan dosis 1,80 g (4,3 kali). Kelangsungan hidup udang kaki putih tertinggi (100%) ditemukan pada perlakuan pemberian CaCO3 1,80 g, CaMg(CO3)2 0,90 g dan CaMg(OH)4 0,90 g. Sedangkan kelangsungan hidup terendah (25,0%) didapatkan pada pemberian CaO 0,90 g. Pada perlakuan pemberian CaMg(CO3)2 dan CaMg(OH)4, pada batas toleransi fisiologis, semakin tinggi dosis kapur yang digunakan semakin rendah tingkat kelangsungan hidup udang kaki putih. Kata kunci : udang kaki putih, kapur, frekuensi molting, pertumbuhan, kelangsungan hidup ? |