JudulPertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pasca Pembiusan Menggunakan Ekstrak Serai (Cymbapogon Citratus) Dengan Dosis Berbeda |
Nama: TRI WAHYUDI |
Tahun: 2021 |
Abstrak Tri Wahyudi (O 271 13 004). Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pasca Pembiusan Menggunakan Ekstrak Serai (Cymbapogon citratus) dengan Dosis Berbeda. (Safir dan Putra, 2020) Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang sangat diminati, hal ini mendorong kegiatan budidaya sehingga permintaan benih terus meningkat. Pemenuhan permintaan benih ikan dapat dilakukan dengan mendatangkannya dari luar daerah, yakni menggunakan sistem transportasi tertutup dengan perlakuan anestesi. Bahan anestesi yang digunakan yakni minyak serai. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nila dalam 21 hari pemeliharaan pasca anestesi dan pengangkutan. Penelitian dilakukan di Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan November 2020. Organisme uji yang digunakan yakni ikan nila sebanyak 300 ekor dengan bobot rata-rata 0.35 g, berasal dari Balai Benih Ikan Tulo, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, dengan total 20 unit satuan percobaan. Perlakuan pada penilitian diantaranya A = kontrol, B = dosis 2,5, C = 5, D = 7,5 dan E = 10 µL/L. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan harian (%/hari) dan bobot mutlak (g). Data dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%, jika berpengaruh akan diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) menggunakan Minitab 16. Data kelangsungan hidup (%) dan kualitas air disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Laju pertumbuhan harian (LPH) pada perlakuan A, B, C, D, dan E masing-masing sebesar 6,61, 4,17, 4,35, 4,62 dan 4,84 % per hari, nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan A sebagai kontrol. Bobot mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan A yakni 1,39 g. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan minyak serai sebagai bahan anestesi ikan nila tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan harian dan bobot mutlak. Tingkat kelangsungan hidup untuk seluruh perlakuan pasca anestesi dan transportasi menunjukkan persentase yang relatif berbeda pada saat pengangkutan, nilai tertinggi diperoleh pada dosis perlakuan 2,5 µL sampai 7,5 µL/L yakni 96,67-98.33%, sedangkan pada dosis 10 µL/L sama dengan kontrol (93.33%). Selanjutnya, setelah ikan uji dipelihara selama 21 hari, tingkat kelangsungan hidup tidak menunjukkan perbedaan antar semua perlakuan (100%). Kisaran parameter kualitas air selama pemeliharaan yakni oksigen terlarut berkisar antara 5,1 - 5,9 mg/L, pH sebesar 7,2 - 7,9 dan suhu sebesar 28,7 - 29,2 °C. Kata Kunci: Ikan nila (Oreochromis niloticus), minyak serai, perendaman, pertumbuhan, kelangsungan hidup. |