JudulHUBUNGAN PANJANG BOBOT DENGAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN NILA (Oreochromis Niloticus) PADA KOLAM BERBEDA |
Nama: AFRIADI LA'ASA |
Tahun: 2020 |
Abstrak Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komuditas ikan air tawar yang cukup menguntungkan dibidang periknann terutama dalam usaa budidaya. Hal ini dkarenakan ikan nla memiliki sifat-sifat yang menguntungkan diantaranya mudah berkembang biak, pertumbuhannya cepat, dagingnya yang tebal, memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang kurang baik, dapat hidup dan berkembang biak di air payau serta mempunyai respon yang luas terhadap makanan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019. Penelitian bertempat di Laboratorium Universitas Tadulako Jurusan Peternakan dan Perikanan Program Studi Akuakultur. Bahan yang digunakan sebagai organisme uji dalam penelitian adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) 45 ekor dengan bobot 200 gram/ekor, yang diperoleh dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Tavanjuka, Dolo dan Danau Lindu. Penelitian ini terdiri dari 3 tempat perlakuan berbeda dan masing-masing tempat terdiri dari 15 ekor ika nila. Penelitian ini meihat tingkat kematangan gonad. Hasil analisis hubungan panjang bobot tubuh ikan nila ditiga lokasi yaitu dari Lindu memiliki kisaran panjang 22,4-28,8 cm dengan bobot 224,8-291,6 gram, Dolo 18,7-24,6 cm dengan bobot 204,8-259,2 gram dan Tavanjuka 21,8-24,7 cm dengan bobot 229,7-268,9 gram. Nilai faktor kondisi ikan nila berkisaran antara 0-1 nilai tersebut menunjukan bahwa ikan nila dari 3 tempat berbeda dikategorikan memiliki bentuk tubuh yang pipih. Berdasarkan rata-rata tingkat kematangan gonad tertinggi terjadi pada tempat perlakuaan pertama yaitu pada danau Lindu sebesar (2,08%) dan tingkat kematangan gonad ke dua terjadi pada tempat perlakuaan ke tiga yaitu Tavanjuka dengan nilai rata-rata pertumbuhan gonad sebesar (1,99%), sendangkan rata-rata tingkat kematangan gonad terendah terjadi pada perlakuaan ke dua yaitu di Dolo dengan tingkat kematangan gonad (1,93%). Berdaarkan hasil analisis perlakuan ditiga lokasi berbeda didapatkan hasil hubungan panang bobot terhadap tingkat kematangan gonad tertinggi pada tempat danau Lindu dengan nilai R 0,954 kemudian disusul pada tempat Tavanuka dengan nilai R 0,926 dan yang terendah pada Dolo dengan nilai R 0,848. |