Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulPengaruh Penyuntikan Gonadotropin Terhadap Performans Reproduksi Induk Domba Palu
Nama: DAVID ROBERTO MADADI
Tahun: 2023
Abstrak
Domba Palu merupakan salah satu jenis domba lokal Indonesia yang memiliki potensi sebagai penghasil daging yang baik karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya, produktivitas yang baik, relatif tahan terhadap kondisi iklim panas dan tahan terhadap penyakit. Domba Palu bersifat prolifik sehingga sangat berpeluang untuk menghasilkan anak lebih dari satu setiap kelahiran. Dasar fisiologi penggunaan hormon Gonadotropin berfungsi untuk meningkatkan siklus berahi, ovulasi dan fertilitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dosis hormon Gonadotropin terhadap Angka Kelahiran yang ditinjau dari Jumlah Anak Sekelahiran (Litter Size), Persentase Kelahiran dan Bobot Lahir pada domba Palu. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako, di Desa Sibalaya Selatan, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, yang telah dilaksanakan pada Bulan Desember 2021 – Februari 2022. Analisis data yang digunakan pada penelitin ini yaitu secara deskriptif dan analisis ragam, variabel yang mengunakan analisis secara deskriptif yaitu jumlah anak sekelahiran dan persentase kelahiran anak hidup sedangkan variabel yang mengunakan analisis ragam yaitu bobot lahir domba. Hasil penelitian menunjukan nilai persentase kelahiran anak hidup pada perlakuan P1 sebesar 80%, P2 sebesar 100?n P3 sebesar 100%. Sedangkan jumlah anak sekelahiran pada perlakuan P1 sebesar 1 ekor, P2 sebesar 1,4 ekor dan P3 sebesar 1,6 ekor, dan rata-rata bobot lahir domba pada perlakuan P1 2,67 kg, P2 2,10 kg, dan P3 1,90 kg. Perlakuan dosis hormon Gonadotropin memberikan nilai Persentase kelahiran anak hidup dan jumlah anak sekelahiran yang tergolong baik, sehingga memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap bobot lahir domba. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan P2 sudah dapat memberikan hasil terbaik karena lebih efektif dan efisien dilihat dari aspek Persentase kelahiran anak hidup dan jumlah anak sekelahiran, sedangkan hasil terbaik pada variabel bobot lahir domba yaitu pada perlakuan P1 karena memberikan bobot lahir yang tinggi dibandingkan dengan P2 dan P3 yang memiliki kelahiran kembar karena membuat bobot lahirnya rendah.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up