JudulPengaruh Lama Inkubasi Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi Donggala Hasil Sexing Menggunakan Metode Putih Telur |
Nama: DIMAN WARDIMAN |
Tahun: 2024 |
Abstrak Sapi Donggala merupakan sapi lokal yang berasal dari Sulawesi Tengah dan sudah ditetapkan sebagai plasma nutfah Sulawesi Tengah pada tahun 2014. Sapi Donggala diharapkan dapat mendorong kemajuan ternak lokal dan menjadi salah satu sapi unggulan di Indonesia. Inseminasi Buatan (IB) merupakan teknologi reproduksi ternak yang sudah terbukti mampu membantu proses pembuahan dan memperbaiki mutu genetik ternak. Teknologi IB semakin banyak inovasi, salah satunya dengan rekayasa kromosom sel spermatozoa X (sel kelamin betina) dan spermatozoa Y (sel kelamin jantan) atau dapat juga disebut sexing. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama inkubasi terhadap kualitas spermatozoa sapi Donggala hasil sexing albumin putih telur. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak, Provinsi Sulawesi Tengah, pada tanggal 10 April 2023 s/d 8 Mei 2023. Penelitian menggunakan semen sapi Donggala berusia 5 tahun yang kemudian diencerkan menggunakan Andromed®, yang kemudian diinkubasi dengan waktu perlakuan 10 menit (P1), 15 menit (P2), dan 20 menit (P3) di dalam tabung reaksi berisi larutan gradien densitas albumin putih telur, setelah diinkubasi larutan dipisahkan lapisan atas dan bawah kemudian dicuci dengan metode sentrifugasi dengan percepatan 1500 rpm, selesai dicuci semen kemudian dianalisis dengan variabel motilitas, viabilitas dan abnormalitas. Hasil penelitian menunjukkan hanya ada perbedaan nyata (P<0,5) pada motilitas P1 lapisan atas dengan P1 lapisan bawah, adapun hasil pada penilitian ini yaitu P1 pada lapisan atas memiliki persentase motilitas 64,00±9,95%, viabilitas 74,60±2,88%, dan abnormalitas 8,40±1,68% sedangkan lapisan bawah memiliki persentase motilitas 58,20±4,76%, Viabilitas 72,10±1,78%, dan abnormalitas 9,30±2,91%. Kemudian pada perlakuan P2 didapatkan hasil lapisan atas motilitas 60,20±8,38%, viabilitas 73,50±3,26%, abnormalitas 8,80±1,60%, lapisan bawah memiliki persentase motilitas 57,00±6,86%, viabilitas 71,20±3,75%, dan abnormalitas 9,80±1,75%. Persentase P3 pada lapisan atas motilitas 61,20±3,70%, viabilitas 72,82±1,09%, dan abnormalitas 9,70±1,68?rikutnya lapisan bawah dengan persentase motilitas 57,80±4,76%, viabilitas 71,27±3,48%, dan abnormalitas 10,00±1,58%. Persentase motilitas, viabilitas, abnormalitas lapisan atas P1, P2,dan P3 tidak berbeda nyata, begitupun pada lapisan bawah P1, P2,dan P3 yang juga tidakberbeda nayata, namun terdapat perbedaan nyata pada viabilitas P1 lapisan atas bebeda nyata dengan P1 lapisan bawah. |