JudulAsuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Yang Mengalami Nyeri Kepala Akibat Hipertensi Dengan Pemberian Terapi Massage Kepala Untuk Mengatasi Masalah Nyeri Di Kelurahan Kawatuna Tahun 2018 |
Nama: YUNITA RATNAWATI |
Tahun: 2021 |
Abstrak ABSTRAK Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Yang Mengalami Nyeri Kepala Akibat Hipertensi Dengan Pemberian Terapi Massage Kepala Untuk Mengatasi Masalah Nyeri Di Kelurahan Kawatuna Tahun 2018 Yunita Ratnawati (2018) Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Fauzan SKM., M.Kes Kata Kunci : Tugas Kesehatan Keluarga, Hipertensi, Nyeri Kepala, Dan Massase Kepala Sulawesi tengah pada tahun 2013 di dapatkan pravelensi penderita hipertensi sebanyak 28,7 ?n di kota palu di perkirakan sekitar 7.455 penderita pada tahun 2013 (Badan Pusat Statistik 2013). Nyeri kepala merupakan gejala penting dari berbagai kelainan tubuh organik maupun fungsional, termasuk masalah hipertensi. 18,5% penderita hipertensi mengalami nyeri kepala. Penanganan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Secara non farmakologis dapat di lakukan dengan memberikan terapi yang memberikan manfaat relaksasi salah satunya massase kepala. Tujuan penelitian untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Yang Mengalami Nyeri Kepala Akibat Hipertensi Dengan Pemberian Terapi Massase Kepala Untuk Mengatasi Masalah Nyeri Di Kelurahan Kawatuna Tahun 2018. Metode penelitian kualitatif dengan perbandingan dua keluarga. Dilakukan massase kepala dengan observasi selama enam kali kunjungan dalam rentang waktu dua minggu. Untuk memperoleh data digunakan tehnik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan tanya jawab. Hasil penelitian menunjukan massase kepala efektif dalam menurunkan tekanan darah dan nyeri yang dirasakan oleh dua pasien. Kesimpulan massase kepala dapat membantu menurunkan tekanan darah dan nyeri kepala pada kedua pasien. Tingkat kemandirian kedua keluarga mengalami peningkatan. Kelurga I (Tn.S) dari KM-II menjadi KM-III dan kelurga II (Ny. D) tetap pada KM II menjadi 5 indikator. Hasil penelitian di harapkan dapat menjadi intervensi tambahan untuk dunia keperawatan. |