JudulHUBUNGAN KECUKUPAN ASUPAN KALSIUM DAN ZINK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2024 |
Nama: MUHAMMAD AMAR ALFATH |
Tahun: 2024 |
Abstrak Pendahuluan: Stunting merupakan keadaan dimana bayi (0-11 bulan) dan balita (12-59 bulan) mengalami gagal tumbuh kembang yang diakibatkan oleh kurangnya gizi terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Palu, beberapa wilayah kerja puskesmas di Kota Palu masih memiliki angka kejadian stunting (balita pendek/TB/U) yang lebih tinggi dari 20%, yang merupakan kriteria standar dari WHO, salah satunya di Puskesmas Sangurara sebanyak 373 anak balita (35,26%). Faktor yang berperan penting terhadap terjadinya stunting yaitu kebutuhan energi, makronutrien, dan mikronutrien. Kalsium dan zink merupakan contoh dari mikronutrien yang harus terpenuhi untuk mencegah kejadian stunting. Tujuan: Mengetahui hubungan kecukupan asupan kalsium dan zink dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sangurara Kota Palu Tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis observasional dengan rancangan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 6-59 bulan dengan jumlah sampel sebanyak 90 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner food recall 3×24 jam. Analisis hasil penelitian menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Pada uji Chi-Square didapatkan p<0,05 pada asupan kalsium (p=0,000; OR=11,000) dan asupan zink (p=0,000; OR=14,929) yang menandakan bahwa terdapat hubungan antara kecukupan asupan kalsium dan zink dengan kejadian stunting. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan asupan kalsium dan asupan zink dengan kejadian stunting. Kata Kunci: Kalsium, Zink, Stunting |