JudulHubungan Antara Ketidakteraturan Makan Dan Stress Terhadap Sindrom Dispepsia Pada Mahasiswa Semester Akhir Di FMIPA Universitas Tadulako |
Nama: VIKA TALITA PURNAYATI RAMPEAU |
Tahun: 2022 |
Abstrak Hubungan Antara Ketidakteraturan Makan dan Stress terhadap Sindrom Dispepsia Pada Mahasiswa Semester Akhir di FMIPA Universitas Tadulako Vika Talita Purnayati Rampeau*, Yuli Fitriana**, Elli Yane Bangkele***, Jane Mariem Monepa* * Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ** Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ***Departemen IKM-KK, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang: Dispepsia adalah suatu sindrom atau sekumpulan gejala yang terdiri dari rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, kembung, mual, muntah, sering bersendawa dan perasaan rasa cepat kenyang setelah makan. Pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan lambung menjadi sulit beradaptasi sehingga produksi asam lambung menjadi tidak terkontrol. Sistem saraf simpatik menurunkan kerja sistem gastrointestinal saat individu mengalami stres, sehingga asam lambung yang dikeluarkan secara terus-menerus pada proses pencernaan yang lamban dapat mengakibatkan berlebihnya produksi asam lambung. Mahasiswa lebih cenderung mengalami pola makan yang tidak teratur dan stress. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara ketidakteraturan makan dan stress terhadap sindrom dispepsia pada mahasiswa semester akhir di FMIPA Universitas Tadulako. Metode: Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik karena bermaksud menganalisa hubungan antara ketidakteraturan makan dan stress terhadap kejadian dispepsia. Pengumpulan data yang digunakan secara cross-sectional yaitu dalam penelitian ini seluruh variabel diamati pada saat bersamaan dan pada waktu berlangsungnya kegiatan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Fakultas MIPA Universitas Tadulako dari bulan Agustus 2022 sampai dengan bulan Oktober 2022. Hasil: Berdasarkan karakteristik variable ketidakteraturan makan didapatkan kelompok tidak teratur sebanyak 74 responden (82,2%) dan teratur sebanyak 16 responden (17,8%). Berdasarkan kategori variable stress yang dikelompokan menjadi dua didapatkan tidak stress sebanyak 3 responden (3,3%) dan stress (ringan-berat) sebanyak 87 responden (96,7%). Berdasarkan karakteristik variable sindrom dispepsia yang dikelompokan menjadi dua didapatkan tidak dispepsia sebanyak 8 responden (8,9%) dan dispepsia sebanyak 82 responden (91,1%). Kesimpulan: 1) Tidak terdapat hubungan antara ketidakteraturan makan terhadap sindrom dispepsia 2) Tidak terdapat hubungan antara stress terhadap sindrom dispepsia Kata Kunci: Ketidakteraturan makan, stress, sindrom dispepsia |