JudulPotensi Rosuvastatin Sebagai Agen Anti-Fibrotik: Kajian Terhadap Fraksi Area Fibrosis Pada Organ Paru Tikus Wistar Model Fibrosis |
Nama: FARID INDRA GUNAWAN |
Tahun: 2022 |
Abstrak Latar Belakang: Pemberian amiodarone jangka panjang dengan dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping berupa toksisitas paru dan dapat menyebabkan fibrosis paru. Rosuvastatin memiliki efek anti peradangan dan anti fibrosis yang bekerja dengan menghambat sintesis dan akumulasi matriks ekstraseluler serta aktivitas kolagenase. Tujuan: Mengetahui efek anti-fibrotik rosuvastatin terhadap persentase area fibrosis pada organ paru tikus model fibrosis paru. Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only control group design dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus putih galur Wistar jantan berusia 10-12 minggu, berat badan 180-220 gram. Tikus dibagi dalam tiga kelompok perlakuan; K1: kontrol normal; K2: model fibrosis paru; K3: model fibrosis paru dengan terapi rosuvastatin 10 mg/kgBB. Tikus dimodifikasi menjadi model fibrosis paru dengan pemberian amiodarone 40 mg/kgBB. Dilakukan pengukuran berat badan secara berkala. Gambaran histopatologi fraksi area fibrosis pada paru didapatkan dari pewarnaan Sirius Red pada 5 lapang pandang yang dipilih secara acak dan tidak tumpang tindih dengan menggunakan mikroskop cahaya Olympus CX23 perbesaran 400x. Hasil gambar dikuantifikasi menggunakan perangkat lunak ImageJ. Data dianalisis dengan GrapPhard Prism 8.0.0 menggunakan uji parametrik One-way Anova. Hasil: Berat badan kelompok K2 yang diberi amiodarone lebih tinggi dari K1 dan K3 dengan perbedaan yang tidak bermakna (p=<0,2232). Persentase area fibrosis menunjukkan perbedaan bermakna (p=<0,0001). Kesimpulan: Rosuvastatin memberikan efek anti-fibrotik dengan menghambat pembentukan fraksi area fibrosis pada organ paru tikus, namun tidak memberikan efek terhadap berat badan tikus model fibrosis paru. Kata kunci: rosuvastatin, fraksi area fibrosis, fibrosis paru. |