JudulHubungan Stres Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Remaja Usia 12-18 Tahun Di Kota Palu |
Nama: CHICHI TENRIBUANA |
Tahun: 2022 |
Abstrak Hubungan Stres Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Remaja Usia 12-18 Tahun Di Kota Palu Chichi Tenribuana*, Sumarni** *Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako **Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang: Obesitas didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana akumulasi lemak yang abnormal mempengaruhi kesehatan. Obesitas yang tinggi pada remaja meningkatkan resiko penyakit degeneratif di masa dewasa. Angka prevalensi di Sulawesi Tengah, hasil Riskedas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi gizi berlebih pada kelompok usia 13-15 tahun adalah 9,2%, faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas yaitu genetik, lingkungan, pola makan, psikis, kesehatan, perkembangan, aktifitas fisik, ras dan hormon. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan stres dan aktivitas fisik terhadap obesitas remaja usia 12-18 tahun di kota Palu Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat analitik korelatif dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel consecutive random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 58 responden. Data yang diambil merupakan data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS dengan uji statistik Spearman correlation. Hasil Penelitian: Hasil analisis statistik uji Spearman correlation antara hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas remaja dengan IMT berlebih menunjukkan nilai signifikansi p=0,291 dengan koefisien korelasi (r= -0,203). Pada analisis hubungan antara aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas remaja dengan IMT normal menunjukkan nilai signifikansi p=0,498 dengan koefisien korelasi (r= -0,131). Maka tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas remaja di usia 12-18 tahun di kota palu. Hasil uji statistik antara hubungan stres terhadap kejadian obesitas remaja dengan IMT berlebih menunjukkan nilai signifikansi p=0,387 dengan koefisien korelasi (r= -0,167). Pada analisis hubungan antara aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas remaja dengan IMT normal menunjukkan nilai signifikansi p=0,54 dengan koefisien korelasi (r= -0,362). Maka tidak terdapat hubungan antara stres terhadap kejadian obesitas remaja di usia 12-18 tahun di kota palu Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara stres terhadap kejadian obesitas remaja di usia 12-18 tahun di kota palu. Dan tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas remaja di usia 12-18 tahun di kota palu Kata Kunci: Obesitas, Stres, Aktivitas Fisik,IMT |