Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulGAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KETIDAKPATUHAN MASYARAKAT DALAM MENGGUNAKAN MASKER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL DI PASAR TRADISIONAL RANGGULALO BIROMARU TAHUN 2020
Nama: WASILATUL SAADAH
Tahun: 2020
Abstrak
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KETIDAKPATUHAN MASYARAKAT DALAM MENGGUNAKAN MASKER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL DI PASAR TRADISIONAL RANGGULALO BIROMARU TAHUN 2020 Wasilatul Saadah*, M. Sabir** *Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako **Dosen Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang: Pada awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan adanya wabah pneumonia baru yang mulanya terkonfirmasi dari daerah Wuhan. Wabah ini kini dikenal sebagai coronavirus disease 2019 (COVID-19). Pada bulan maret 2020 WHO menetapkannya sebagai pandemi yang memberikan dampak yang luas secara sosial dan ekonomi.Untuk mengidentifikasi perilaku kesehatan pada seseorang terhadap pelaksanaan protokol kesehatan penggunaan masker dalam penelitian ini digunakan teori Health Belief Model (HBM). Tujuan: Mengetahui gambaran karakterisik demografi, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, self-efficacy dan cues to action pada masyarakat yang tidak patuh dalam menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 di pasar tradisional Ranggulalo Biromaru. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan cross sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik demografi responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki 56 orang (56%), berusia 46-70 tahun 51 orang (51%), status telah menikah 83 orang (83%), tingkat pendidikan paling banyak tamat SMA/sederajat (37 orang (37%) dan tingkat pendidikan paling sedikit adalah perguruan tinggi 8 orang (8%). Gambaran faktor perceived susceptibility pada masyarakat yang tidak patuh dalam menggunakan masker paling banyak tergolong dalam kategori rentan 72 orang (72%), perceived severity dengan kategori serius 79 orang (79%), perceived benefit dengan kategori bermanfaat 87 orang (87%), perceived barrier dengan kategori cukup menghambat 75 orang (75%), self-efficacy kategori baik 99 orang (99%), dan cues to action kategori baik 59 orang (59%). Kesimpulan: Penelitian ini memperlihatkan bahwa perceived barrier dan cues to action merupakan faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan yang paling banyak. Kata kunci : COVID-19, masker, ketidakpatuhan, Health Belief Model.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up