JudulHUBUNGAN LAMANYA TERDIAGNOSIS DIABETES MELITUS DENGAN STATUS KOGNITIF PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE KOTA PALU SULAWESI TENGAH |
Nama: ZULKIFLI |
Tahun: 2019 |
Abstrak Latar Belakang : Kejadian diabetes melitus cukup tinggi baik secara global maupun nasional. Data terbaru menunjukkan dari 1.017.290 penduduk di Indonesia, 1,5 % terdiagnosis Diabetes Melitus. Rata-rata tingginya kasus ini di usia 55-74 tahun dan dominan pada wanita. Kontrol glikemik yang buruk dan durasi diabetes yang lama bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara lamanya terdiagnosis diabetes melitus dengan status kognitif pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas Talise kota Palu Sulawesi Tengah. Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Talise kota Palu, Sulawesi Tengah. Teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling dengan jumlah sampel 50 pasien. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE). Analisis data penelitian menggunakan uji spearmen. Hasil Penelitian : Hasil menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lamanya terdiagnosis diabetes melitus dengan status kognitifnya, p value 0,08 (p > 0,05) yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Pasien diabetes melitus sebagian besar memiliki fungsi eksekutif dan memori yang buruk. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lamanya terdiagnosis diabetes melitus dengan status kognitif pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas Talise kota Palu Sulawesi Tengah. Kata kunci : Diabetes melitus, status kognitif, fungsi eksekutif, memori. |