JudulHUBUNGAN ANTARA INFEKSI KECACINGAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA SD INPRES KECIL SALENA KOTA PALU SULAWESI TENGAH TAHUN 2019 |
Nama: UMY DEVITALIA |
Tahun: 2019 |
Abstrak HUBUNGAN ANTARA INFEKSI KECACINGAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA SD INPRES KECIL SALENA KOTA PALU SULAWESI TENGAH TAHUN 2019 Umy Devitalia*, Vera Diana Towidjojo ** *Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako **Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang: Kecacingan adalah salah satu penyakit yang masuk dalam 10 besar penyakit anak yang terjadi di Indonesia. Infeksi cacing STH (Soil Transmitted Helminths) merupakan kejadian kecacingan terbanyak di Indonesia dengan prevalensi banyak terjadi pada anak usia Sekolah sehingga menjadi salah satu masalah penyakit infeksi kesehatan di dunia. Umumnya gejala-gejala kecacingan adalah berbadan kurus dan pertumbuhan terganggu, daya tahan tubuh rendah, sering sakit, lemah dan mudah letih. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan Antara Infeksi Kecacingan dan Status Gizi Pada Siswa SD Inpres Kecil Salena Kota Palu Sulawasi Tengah Tahun 2019. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Observasional yang bersifat Analitik. Teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Jumlah sampel 52 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian menggunakan alat penimbang berat badan dan tinggi badan. Analisis menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil: Dari hasil uji SPSS Di dapatkan bahwa nilai karakteristik berdasarkan jenis kelamin di SD Inpres Kecil Salena yang tertinggi jenis kelamin laki-laki dengan frekuensi 20 (60,6%).dan yang terendah pada jenis kelamin perempuan dengan frekuensi 13 (39,4%). Berdasarkan usia di dapatkan karakteristik tertinggi pada usia 9 tahun dengan frekuensi 12 (36,4%) dan yang terendah pada usia 8 tahun denagn frekuensi 1(3,0%). Berdasarkan kelas didapatkan karakteristik tertinggi adalah kelas 4 dengan frekuensi 18 (54,5%) dan yang terendah pada kelas 6 dengan frekuensi 5 (15,2%). Berdasarkan analisi univariat berdasarkan infeksi kecacingan di dapatkan positif dengan frekuensi 31 (93,9%) dan yang negatif di dapatkan dengan frekuensi 2 (6,06%). Berdasarkan status gizi yang tertinggi di dapatkan yang status gizi normal dengan frekuensi 30 (90,9%) dan yang terendah yaitu status gizi kurus dengan frekuensi 0 (0%). Berdasarkan analisi bivariat yaitu hubungan antara kecacingan dan status gizi di dapatkan bahwa terdpat 31 orang yang terinfeksi kecacingan dan 2 yang tidak terinfeksi. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara infeksi kecacingan dan status gizi anak Sekolah dasar di SD Inpres Kecil Salena Kota Palu Sulawesi Tengah Tahun 2019. Kata Kunci :Kecacingan, STH, Status Gizi. |