JudulPENGARUH DOSIS KOMPOS AMPAS TAHU DAN JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Gmelina Arborea Roxb |
Nama: MUKHLIS RIZKI RAHIM |
Tahun: 2025 |
Abstrak Gmelina arborea Roxb, yang dikenal dengan nama lokal Jati Putih, merupakan salah satu spesies pohon cepat tumbuh atau fats growing spesies yang memiliki nilai ekonomi dan ekologis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos ampas tahu terhadap pertumbuhan semai Gmelina arborea Roxb, yang diukur melalui parameter tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah helai daun. Namun salah satu masalah yang diamati dalam pengembangannya adalah kesuburan tanah yang rendah. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian bahan organik seperti ampas tahu. Ampas tahu sebagai limbah padat dihasilkan dari industri pengelolaan kedelai menjadi tahu yang saat ini masih minim dimanfaatkan, sehingga jika dibiarkan terus-menerus berakibat pada pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan November 2024 sampai dengan bulan Februari 2025, dan penelitian ini bertempat di Persemaian Permanen BPDAS Palu Poso. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dengan 4 dosis dan 5 ulangan, factor pertama ialah dosis kompos ampas tahu (50g, 100g, 150g, 200g per polybag) dan factor kedua ialah media tanam (tanah tailing dan tanah subsoil). Adapun parameter yang diamati pada penelitian kali ini yaitu : Pengamatan tinggi semai (cm), pertambahan diameter semai, dan pertambahan jumlah helai daun semai. Semua pengamatan ini dilakukan pada awal dan akhir penelitian yaitu umur 1 minggu dan 12 minggu setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis kompos ampas tahu berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi dan jumlah daun semai Gmelina arborea, namun tidak berpengaruh nyata pada pertambahan diameter batang. Interaksi terbaik terhadap pertambahan tinggi semai Gmelina arborea Roxb ditemukan pada perlakuan K2P3, yaitu pemberian kompos ampas tahu 150g dengan media tanah subsoil, yang menghasilkan rata-rata pertambahan tinggi sebesar 20,4 cm. |