Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulAnalisis Laju Infiltrasi Menggunakan Teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB) Pada Beberapa Penggunaan Lahan Di DAS Poboya
Nama: REXHA AGUSTIAN
Tahun: 2025
Abstrak
RINGKASAN REZHA AGUSTIAN L13121202. Analisis Laju Infiltrasi Menggunakan Teknologi Lubang Resapan Bipori (LRB) Pada Beberapa Penggunaan Lahan Di Das Poboya Di Bimbing oleh Naharuddin dan Rizky Purnama Salah satu upaya krusial dalam menjaga ketersediaan air adalah melalui konservasi dengan membangun lubang resapan biopori (LRB). Proses ini melibatkan upaya untuk meningkatkan kapasitas tanah dalam menyerap air hujan. LRB tidak hanya berfungsi sebagai media resapan air, namun juga berperan penting dalam mencegah terjadinya kelangkaan air, terutama di musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisik tanah serta menganalisis perbandingan laju infiltrasi pada beberapa tutupan lahan yaitu hutan sekunder. semak belukar, dan lahan pertanian di DAS Poboya. Metode penelitian ini meliputi pengukuran laju infiltrasi menggunakan teknik LRB dan ring infiltrometer, serta membandingkan laju infiltrasi pada masing-masing tipe tutupan lahan. Data diambil selama tiga bulan pada setiap jenis penggunaan lahan, dan parameter yang dianalisis mencakup laju infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik tanah pada hutan sekunder dengan c-organik 0,55%, bulk density 0.91 g/cm³, partikel density 2,27 g/cm³, porositas 59,84%, dan kadar air 14,70?ngan klas tekstur pasir. Lahan pertanian dengan c-organik tertinggi 1,29%, bulk density 1,23 g/cm³, partikel density 2,31 g/cm³, porositas 46,55%, dan kadar air 27,52?ngan kelas tekstur lempung. Serta semak belukar dengan c-organik 1,13%, bulk density 1,22 g/cm³, partikel density 2.51 g/cm³, porositas 51,55%, dan kadar air 27,00?ngan kelas tekstur pasir berlempung. Laju infiltrasi tertinggi dengan kriterian sangat cepat terdapat pada lahan pertanian (21,97 cm/jam), diikuti oleh semak belukar (16,15 cm/jam) dengan kategori cepat, kemudian yang paling rendah yaitu hutan sekunder (14,87 cm/jam) dengan kategori cepat. Perbedaan sifat fisik tanah dipengaruhi oleh tekstur di tiga area: hutan sekunder (pasir) dengan c-organik 0,55%, bulk density 0,91 g/cm³, partikel density 2.27 g/cm³, porositas 59,84%, dan kadar air 14,70%. Lahan pertanian (lempung). dengan c-organik tertinggi 1.29%, bulk density 1,23 g/cm³, partikel density 2,31 g/cm³, porositas 46,55%, dan kadar air 27,52%, Serta semak belukar (pasir berlempung) dengan c-organik 1,13%, bulk density 1,22 g/cm³, partikel density 2.51 g/cm³, porositas 51,55%, dan kadar air 27,00%. Perbedaan laju infiltrasi air di ketiga area menunjukkan perbandingan dari jenis klasifikasinya. Pada lahan pertanian tercepat (21,97 cm/jam), diikuti semak belukar (16,15 cm/jam), dan hutan sekunder terendah (14.87 cm/jam). Faktor-faktor seperti jenis tanah, struktur.. tekstur, dan komposisi mineral mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyerap dan menahan air.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up