Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulPengaruh Pengeringan Buatan Terhadap Sifat Fisika Dan Mekanika Bambu Parring (Gigantochloa Atter) Asal TN Bantimurung Bulusaraung
Nama: JUMRIANA
Tahun: 2025
Abstrak
Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, karena memiliki batang yang kuat. Bambu mudah dalam proses penanamannya dan pertumbuhannya cepat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri. Pertumbuhannya yang lebih cepat dari kayu akan menjamin ketersediaanya tetap terjaga. Bambu merupakan bahan alami yang ramah lingkungan, karena dapat diperbarui sekitar 3-5 tahun. Bahan alami disebut sebagai material ramah lingkungan jika dapat diperbarui maksimal setiap 6 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengeringan buatan terhadap sifat fisika bambu parring (Gigantochloa atter) yang meliputi kadar air dan kerapatan. Serta untuk mengetahui pengaruh pengeringan buatan terhadap sifat mekanika bambu parring (Gigantochloa atter) yang meliputi Modulus of Elasticity (MOE) dan Modulus of Rupture (MOR).Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2024 sampai dengan Maret 2025. Bertempat di Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah posisi bambu dalam satubatang, yaitu pangkal, tengah, dan ujung. Faktor kedua adalah perlakuan pengeringan, yaitu bambu yang dikeringkan menggunakan oven dan bambu tanpa pengeringan. Kombinasi kedua faktor ini menghasilkan enam perlakuandengan tiga kali ulangan, dengan total sampel 18 contoh uji fisika dan 18 sampelcontoh uji mekanika. Contoh uji sifat fisika berukuran panjang 2 cm, lebar 2 cm, tebal sesuai dengan tebal bambu dan contoh uji sifat mekanika berukuran panjang 30 cm, lebar 2 cm, tebal sesuai tebal bambu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air bambu berbeda nyata pada faktor 1, dan faktor 2, tetapi tidak berbeda nyata pada interaksi keduanya. Kerapatan bambu baik pangkal, tengah, ujung maupun dengan pengeringan dan tanpa pengeringan, dan interaksi keduanya pun tidak berbeda nyata. Hasil uji MOE pada faktor pertama (pangkal, tengah, ujung) berbeda nyata, namun tidak berbeda nyata pada faktor kedua (dengan pengeringan dan tanpa pengeringan) maupun interaksi keduanya. MOR pada faktor 1, faktor 2, dan interaksi kedua faktor tidak berbeda nyata. Sifat fisika bambu yang didapatkan adalah rata-rata kadar air bambu tanpa pengeringan 29,23?n dengan pengeringan 18,13%, dengan rata-rata kerapatan bambu tanpa pengeringan 0,76 g/cm³ dan dengan pengeringan 0,74 g/cm³. Sifat mekanika bambu yang didapatkan adalah rata-rata MOE tanpa pengeringan 2674,91 kg/cm2 dan dengan pengeringan 4070,94 kg/cm2, sedangkan rata-rata MOR tanpa pengeringan 397,107 kg/cm2 dan dengan pengeringan 422,144 kg/cm2.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up