Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulANALISIS LAJU INFILTRASI PADA PENGGUNAAN LAHAN HUTAN SEKUNDER DAN AGROFORESTRI DI SUB DAS KAJU OMBO KECAMATAN POSO KOTA SELATAN
Nama: NIRWANA
Tahun: 2025
Abstrak
Nirwana-L 131 21 074, Analisis Laju Infiltrasi Pada Penggunaan Lahan Hutan Sekunder dan Agroforestri di Sub DAS Kaju Ombo Kecamatan Poso Kota Selatan. Dibimbing Oleh Naharunddin dan Arief Sudhartono Infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah melalui poripori tanah yang dipengaruhi oleh tekstur tanah, kemiringan lereng, tata guna lahan dan lainlain. Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang terbagi atas musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan di Indonesia banyak membawa dampak, baik positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju infiltrasi pada lahan hutan sekunder dan lahan agroforestri, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi laju infiltrasi tanah di DAS Kaju Ombo, Kecamatan Poso Kota Selatan, Kabupaten Poso Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk menentukan laju infilrtasi dilahan hutan sekunder dan agroforestri dan untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang memepengaruhi laju infiltrasi tanah di Sub DAS Kaju Ombo Kecamatan Poso Kota Selatan Kabupaten Poso. Penelitian dilaksanakan di DAS Kaju Ombo Kecamatan Poso Kota Selatan Kabupaten Poso dengan mengambil sampel tanah pada lahan hutan sekunder dan lahan agroforestri. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan menggunakan double ring infiltrometer dengan mengamati penurunan muka air pada interval waktu tertentu hingga mencapai laju infiltrasi konstan. Selain itu, parameter pendukung seperti kandungan bahan organik tanah, kepadatan massa tanah (bulk density), dan tekstur tanah dianalisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi laju infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi pada lahan hutan sekunder secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan lahan agroforestri. Perbedaan ini diduga kuat berkaitan dengan struktur tanah yang lebih remah, kandungan bahan organik yang lebih tinggi, dan kepadatan massa tanah yang lebih rendah pada hutan sekunder akibat minimnya gangguan antropogenik dan adanya serasah organik yang melimpah. Sebaliknya, lahan agroforestri, meskipun memiliki tutupan vegetasi, seringkali mengalami gangguan pengolahan tanah dan pemadatan yang dapat menurunkan kapasitas infiltrasi. Pengukuran laju infiltrasi menunjukkan bahwa lahan hutan sekunder memiliki rata-rata laju infiltrasi tertinggi sebesar 85,02 cm/jam dengan kriteria "cepat". Sementara itu, lahan agroforestri menunjukkan rata-rata laju infiltrasi sebesar 40,56 cm/jam dengan kriteria "sedang". Perbedaan laju infiltrasi ini dipengaruhi oleh karakteristik tanah, terutama kadar C-Organik, porositas, bulk density, dan tekstur tanah. Kadar COrganik yang lebih tinggi pada lahan agroforestri, meskipun berkorelasi positif dengan kualitas tanah, tidak serta merta menghasilkan laju infiltrasi yang lebih cepat dibandingkan lahan hutan sekunder dalam konteks penelitian ini, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor lain seperti konduktivitas hidrolik jenuh dan struktur tanah keseluruhan

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up