| JudulKEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI PENYUSUN KAWASAN SEMPADAN SUNGAI LEMBOMAWO KECA????? POSO K??? ?ABUPATEN POSO SULAWESI TENGAH |
| Nama: NIRWANI |
| Tahun: 2025 |
| Abstrak RINGKASAN Nirwani-L 131 21 073, Keanekaragaman Jenis Vegetasi Penyusun Kawasan Sempadan Sungai Lembomawo Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso Sulwesi Tengah Dibimbing Oleh Naharunddin dan Rizky Purnama DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan membandingkan keanekaragaman vegetasi pada tiga bagian sempadan Sungai Lembomawo, yaitu hulu, tengah, dan hilir. Keanekaragaman vegetasi merupakan indikator penting kondisi ekologi kawasan sempadan sungai yang berfungsi sebagai penyangga alami, konservasi tanah, serta habitat keanekaragaman hayati. Perbedaan kondisi lingkungan dan tingkat gangguan antropogenik diduga memengaruhi jumlah jenis, struktur komunitas, dan nilai penting vegetasi. Metode penelitian menggunakan survei dengan teknik observasi langsung melalui jalur transek dan plot di masing-masing bagian sungai. Data dianalisis menggunakan Indeks Nilai Penting (INP) untuk setiap jenis serta Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H') dengan parameter pendukung berupa jumlah individu, jenis, dan famili tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman jenis vegetasi tertinggi terdapat di bagian hulu dengan 50 jenis, diikuti bagian tengah dengan 49 jenis, dan bagian hilir dengan 35 jenis. Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H') juga memperlihatkan kecenderungan yang sama, yaitu bagian hulu dengan nilai H' = 3,273 bagian tengah H' = 3,185 dan bagian hilir H' = 2,685. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa keanekaragaman vegetasi di hulu berada pada kategori tinggi/sedang, sedangkan di tengah relatif sedang, dan di hilir cenderung rendah. Perbedaan ini diduga dipengaruhi kondisi ekologi setempat, di mana hulu masih relatif alami dengan struktur vegetasi kompleks, sementara hilir mengalami tekanan antropogenik lebih tinggi seperti aktivitas pertanian, permukiman, dan alih fungsi lahan, yang berdampak pada homogenisasi vegetasi. |