JudulEVALUASI KINERJA LEMBAGA PENGELOLA KONSERVASI DESA (LPKD) KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI PASCA PROYEK FOREST PROGRAM III BERAKHIR |
Nama: ZAENAB BIADALA |
Tahun: 2025 |
Abstrak Zainab Bidala– L13121056 Evaluasi Kinerja Lembaga Pengelola Konservasi Desa (LPKD) Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Pasca Proyek Forest Program III Berakhir. Dibimbing oleh Sudirman Dg Massiri Dan Hamka. Lembaga pengelola konservasi desa (LPKD) adalah forum lokal di tingkat desa yg memiliki peranan dalam menjalankan perjanjian kerjasama kemitraan konservasi masyarakat. Proses pembentukan LPKD dilaksanakan secara musyawarah mufakat di taraf desa. Proses pembentukan LPKD difasilitasi sang fasilitator serta dihadiri keterwakilan warga setempat. LPKD pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun ada beberapa tantangan yang dihadapi kelembagaan adalah keberlanjutan kepengurusan dan juga kinerja kelembagaan dalam pengelolaan Program Kerja Oleh karena itu diperlukan kajian yang bertujuan untuk Mengevaluasi kinerja Dari Kelembagaan pengelolaan konservasi desa. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi, pemilihan narasumber menggunakan metode Purposive Sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis desktriptif dengan perskalaan 1 ( Buruk ), 2 ( Sedang ), 3 ( Baik ) dengan modifikasi Skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Menggunakan skala Likert, Variabel yang dimaksudkan untuk pengukuran digambar menjadi indikator variabel tertentu. Selanjutnya, indikator ini berfungsi sebagai dasar dasar untuk perumusan item instrumen, yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang meliputi kriteria penilaian mulai dari : Struktur Organisasi yang Fungsional, partisipasi anggota, komunikasi, proses pengambilan keputusan, kejelasan aturan, kejelasan tujuan dan program, penerapan sanksi dan administrasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Lembaga Pengelola Konservasi Desa (LPKD) di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, pasca berakhirnya Proyek Forest Programme III berada pada kategori sedang. Terdapat dua aspek, yaitu aspek administrasi dan aspek penerapan sanksi yang masih tergolong rendah. Kondisi ini mengindikasikan bahwa meskipun secara umum kinerja lembaga telah berjalan cukup baik, tetapi masih diperlukan upaya perbaikan terutama dalam hal pengelolaan administrasi yang lebih tertib, serta penerapan sanksi yang konsisten untuk meningkatkan efektivitas kelembagaan. Kapasitas kelembagaan memiliki implikasi terhadap kinerja pelaksanaan program, di mana implementasi program konservasi secara umum juga berada pada kategori sedang. |