Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulETNOBOTANI MASYARAKAT SUKU KAILI INDE DI TAMAN WISATA ALAM WERA SULAWESI TENGAH
Nama: UCI CAHYANTI
Tahun: 2025
Abstrak
Uci Cahyanti – L 131 21 028, Etnobotani Masyarakat Suku Kaili Inde Di Taman Wisata Alam Wera Sulawesi Tengah, Dibimbing Oleh Ibu Rukmi dan Bapak Reinaldi Masyarakat suku kaili inde yang berada di dalam Taman Wisata Alam Wera tepatnya di dusun ngatapapu, Kecamatan Dolo Barat , Kabupaten Sigi. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan telah melekat dalam kebudayaan masyarakat sebagai obat, pangan, bahan bangunan dan sebagai bahan ritual. Rumusan masalah yaitu jenis-jenis tumbuhan apa saja yang dimanfaatkan masyarakat Suku Kaili Inde Taman Wisata Alam Wera Sulawesi Tengah untuk kebutuhan sehari-hari dan Bagaimana menentukan nilai kepentingan dari setiap jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Suku Kaili Inde. Tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat serta menentukan nilai kepentingan budaya dari setiap jenis tumbuhan tersebut menggunakan pendekatan etnobotani dan metode analisis Index of Cultural Significance (ICS). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November sampai dengan Februari 2024. Bertempat di Kawasan Taman Wisata Alam Wera dusun ngatapapu Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui wawancara dan observasi kepada 15 responden terpilih. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu jenis Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat Suku Kaili Inde sebanyak 42 jenis tumbuhan dari 26 famili yang dikelompokkan dalam delapan kategori pemanfaatan, yaitu makanan pokok, makanan pangan tambahan, bahan pangan lain, bahan materi utama, bahan materi sekunder, obat-obatan, keperluan ritual, dan mitologi. Jenis tumbuhan dengan nilai kepentingan tertinggi adalah kelapa (Cocos nucifera) dengan skor 83, karena memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat seperti untuk makanan, minuman, obat, bangunan, dan kerajinan. Di sisi lain, dua jenis tumbuhan yaitu kemangi (Ocimum basilicum) dan kesumba keling (Bixa orellana) memperoleh nilai kepentingan terendah sebesar 3, dikarenakan tingkat pemanfaatannya yang sangat rendah. Penelitian ini menegaskan pentingnya pelestarian pengetahuan tradisional dan pengembangan studi etnobotani dalam mendukung upaya konservasi sumber daya alam dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up