JudulAnalisis Perubahan Tutupan Lahan Di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah Menggunakan Citra Landsat 8. |
Nama: DAVID RISAL |
Tahun: 2024 |
Abstrak Analisis Perubahan Tutupan Lahan Di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah Menggunakan Citra Landsat 8; David Risal; L13119334;2024;83 halaman; Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) merupakan area konservasi penting yang menghadapi ancaman perubahan tutupan lahan akibat aktivitas manusia. Desa Sedoa, yang terletak di dalam kawasan TNLL, berpotensi mengalami perubahan tutupan lahan yang signifikan. Untuk memantau perubahan ini, teknologi penginderaan jauh menggunakan citra satelit Landsat 8 dimanfaatkan karena efektivitasnya dalam menganalisis perubahan tutupan lahan dalam kurun waktu 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan di kawasan TNLL, khususnya di Desa Sedoa, guna memberikan informasi berharga untuk perencanaan tata guna lahan dan pemantauan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode survey dan overlay dengan uji ketelitian point sampling accuracy. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan pengambilan titik koordinat menggunakan GPS, sementara data sekunder meliputi peta administrasi dan peta kawasan hutan. Pengolahan data melibatkan penggunaan citra Landsat 8 tahun 2013 dan 2023, yang diproses melalui tahapan koreksi radiometrik, komposit citra, dan klasifikasi tak terbimbing (unsupervised classification) menggunakan algoritma ISODATA. Proses klasifikasi dimulai dengan 18 kelas yang kemudian disederhanakan menjadi 5 kelas tutupan lahan melalui proses iteratif. Analisis perubahan tutupan lahan periode tahun 2013-2023 menunjukkan penurunan signifikan pada luas tutupan hutan sebesar 405,95 hektar, dari 12.243,71 hektar menjadi 11.837.76 hektar. Konversi hutan sebagian besar menjadi pertanian lahan kering campur (209,26 hektar) dan semak belukar (196,69 hektar). Sementara lahan terbuka, pertanian lahan kering campur dan semak belukar mengalami peningkatan masing-masing 103.04 hektar, 259.90 hektar dan 43 hektar. Tubuh air tidak mengalami perubahan. Temuan ini mengindikasikan adanya deforestasi yang cukup besar dan perlunya upaya konservasi serta pemanfaatan lahan yang lebih berkelanjutan untuk melindungi ekosistem hutan di kawasan TNLL. |