ESTD PERPUSTAKAAN UNTAD
ESTD PERPUSTAKAAN UNTAD
| JudulStrategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Baturiti Di Desa Catur Karya Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong |
| Nama: TRI PUSPITA DEWI |
| Tahun: 2024 |
| Abstrak Tri Puspita Dewi – L13119003, Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Baturiti Di Desa Catur Karya Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong, dibimbing oleh Sri Ningsih dan Sustri Pariwisata bukan hanya terkait dengan aspek ekonomi saja, tetapi juga aspek lingkungan, politik, dan sosial budaya. Keberadaan Air Terjun Baturiti ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung, memiliki air yang jernih, dan dilengkapi dengan beberapa pancuran yang berasal dari sumber air. Penelitian ini dilaksakan selama dua bulan yaitu mulai dari bulan September sampai bulan November tahun 2023. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Baturiti Di Desa Catur Karya Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini menggunakan metode survei melalu wawancara. Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data menggunakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara turun langsung kelapangan untuk mengetahui situasi dan keadaan kawasan objek wisata. Wawancara dilakukan secara langsung dengan masyarakat menggunakan teknik purposive sampling (secara sengaja). Jumlah total responden 20 orang, 3 orang tokoh masyarakat, 15 orang wisatawan, dan 2 orang pengelola wisata. Analisis data yang digunakan yaitu analis SWOT (Strength, Wearknes, Opportunity, and Treat). SWOT merupakan metode perencanaan terstruktur untuk mengevaluasi dari keempat elemen organisasi, proyek, atau usaha bisnis. Nilai dari sumbu X yaitu (1,61 – 1,82 = (-0,21)) dan nilai sumbu Y yaitu (1,77 – 1,27 = 0,5). Jadi strategi yang harus diterapkan dalam situasi ini adalah dengan mendukung Strategi Turn-arround yaitu memanfaatkan seluruh peluang yang ada dengan cara melakukan promosi yang aktif melalui sarana media online, perbaikan aksesbilitas dan peningkatan sarana/prasarana objek wisata dan menggali kebudayaan lokal sehingga dapat ditampilkan sebagai atraksi yang rutin. |