JudulKeawetan Alami Kayu Durian (Durio Zibethinus Murr) Terhadap Serangan Rayap Tanah |
Nama: YESVI BING SLAMET |
Tahun: 2024 |
Abstrak Yesvi Bing Slamet – L13118311. Keawetan Alami Kayu Durian (Durio zibethinus Murr) Terhadap Serangan Rayap Tanah. Dibimbing oleh Ariyanti, dan Asniati Durian (Durio zibenthinus Murr.) merupakan salah satu tumbuhan tropis asli Asia Tenggara dan populer sebagai raja buah (Feng et al., 2016). Durian banyak dibudidayakan di kebun bersama dengan tanaman yang lain. Tanaman ini merupakan buah asli Indonesia, menempati posisi ke-4 buah nasional dengan produksi, lebih kurang 700 ribu ton per tahun. Musim panen umumnya berlangsung tidak serentak dari bulan September sampai Februari dengan masa paceklik bulan April sampai Juli (Dang dan Nguyen, 2015). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2023 - Januari 2024. Bertempat di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Untuk Pengujian keawetan alami kayu durian terhadap serangan rayap tanah (metode uji kubur) dilakukan di kelurahan lawanga, Kecamatan Poso kota utara, Kabupaten poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Analisis data sifat fisika dan keawetan alami dalam penelitian ini di lakukan dengan analisis deskriptif sederhana untuk menentukan nilai rata-rata menggunakan microsoft excel. Dalam rangka mengetahui pengaruh perlakuan pangkal, tengah dan ujung di gunakan rancangan percobaan acak lengkap (RAL). Setiap perlakuan di ulang sebanyak 5 kali. Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kayu durian (Durio zibethinus Murr). Nilai kadar air kayu durian yang kadar air terendah terdapat bagian pangkal (12,467) dan yang sedang terdapat pada bagian tengah batang (13,731) kemudian tertinggi terdapat pada bagian ujung (14,603), kemudian diikuti oleh. Nilai kerapatan kayu durian yang tertinggi terdapat pada bagian pangkal (0,63, diikuti kerapatan sedang pada bagian tengah (0,58) dan terendah pada bagian ujung (0,57). Nilai kehilangan berat terendah adalah pada bagian tengah di bandingkan pangkal dan ujung. Semakin ke ujung nilai kehilangan berat semakin tinggi. Kehilangan berat terendah terdapat pada bagian pangkal sebesar (21,47), sedangkan kehilangan berat sedang terdapat pada tengah (21,56) dan tertinggi terdapat pada bagian ujung sebesar (25,60). |