JudulIDENTIFIKASI STAKEHOL DER DAN PERANNYA DALAM PENGELOLAAN CAGAR ALAM PANGI BINANGGA PROVINSI SULAWESI TENGAH |
Nama: FHEREN |
Tahun: 2024 |
Abstrak Cagar Alam (CA) Pangi Binangga di Sulawesi Tengah adalah kawasan konservasi yang melindungi beragam flora dan fauna sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1990. Luas CA ini mencakup Blok Perlindungan, Rehabilitasi, dan Khusus. CA ini memiliki keanekaragaman hayati yang mencakup berbagai jenis tumbuhan seperti kayu hitam, bayur, dan nyatoh, serta satwa endemik seperti anoa dan babirusa. Akses ke CA Pangi Binangga mudah, tetapi sayangnya, kawasan ini telah mengalami kerusakan akibat perburuan satwa liar, perubahan tutupan lahan, dan pembalakan liar. Pengelolaan yang berkelanjutan memerlukan kolaborasi stakeholder yang memiliki kepentingan dalam kawasan ini, dengan identifikasi peran dan pengaruh masing-masing pihak dalam pengelolaan CA Pangi Binangga. Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan Cagar Alam Pangi Binangga yang di lakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan Juli sampai September 2023. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah Purposif Sampling. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui wawancara yang bersifat terbuka. Hasil identifikasi stakeholder di Cagar Alam Pangi Binangga mengungkapkan keragaman pihak yang memiliki peran dan kepentingan dalam pelestarian dan pengelolaan cagar alam ini. Dari pemerintah daerah hingga masyarakat lokal, serta peneliti, setiap stakeholder membentuk sinergi penting untuk mencapai tujuan pelestarian yang kokoh dan berkelanjutan. Pengelolaan dan pelestarian Cagar Alam Pangi Binangga melibatkan berbagai stakeholder yang berperan penting dalam menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada. Dalam keseluruhan, terdapat 25 stakeholder yang terbagi dalam tiga kelompok, masing-masing dengan peran unik. BKSDA, sebagai pengelola utama, memiliki tanggung jawab utama dalam menjaga habitat dan satwa endemik Sulawesi. Dishut Kabupaten Parimo dan Bapedda Kabupaten Parimo membantu dalam penataan dan penyediaan data. Polisi Kehutanan melakukan patroli pengamanan dan pembinaan masyarakat, sementara perguruan tinggi terlibat dalam penelitian dan pengabdian. Masyarakat desa dan pemerintah desa berperan dalam perlindungan dan pemberdayaan masyarakat serta koordinasi dengan BKSDA. Analisis 4Rs memperlihatkan bagaimana kerja sama antara stakeholder menciptakan dampak positif yang lebih luas dalam menjaga keberlanjutan. Tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam pengelolaan cagar alam menjadi penting dalam pengambilan keputusan. BKSDA dan Polisi Kehutanan menjadi pemain kunci dengan pengaruh tinggi dan kepentingan yang tinggi, sementara pemerintah desa dan perguruan tinggi memiliki pengaruh tinggi tetapi kepentingan yang lebih rendah. Masyarakat desa memiliki kepentingan tinggi tetapi pengaruh rendah, sehingga memerlukan pendekatan khusus dalam melibatkan mereka dalam pengelolaan. Semua stakeholder memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan alam dan pemberdayaan masyarakat sekitar Cagar Alam Pangi Binangga, dan kerjasama lintas sektor adalah kunci untuk keberhasilan pelestarian dan pengelolaan yang berkelanjutan. |