JudulVIABILITAS BENIH DURIAN (Durio Zibethinus Murr.) PADA BERBAGAI PERIODE DAN MEDIA SIMPAN |
Nama: NINING ALFIONITA |
Tahun: 2023 |
Abstrak RINGKASAN Nining Alfionita. L 131 16 381. Viabilitas Benih Durian (Durio zibethinus Murr.) Pada Berbagai Periode dan Media Simpan. (dibimbing oleh ibu wardah dan rahmawati). Durian (Durio zibethinus) merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara. Tanaman ini termasuk jenis pohon hutan basah ini memiliki harga jual tinggi. di negara barat jarang ditemukan tanaman durian, maka dari itu tanaman ini menjadi sangat berharga di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Benih durian salah satu benih rekasiltran yang tidak dapat disimpan lama, berkadar air tinggi dan sifatnya segera berkecambah sehingga cepat kehilangan daya hidup (viabilitas) dalam waktu relatif singkat bila tidak ditangani dengan baik. Viabilitas diartikan sebagai kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan kecambah secara normal. Penyimpanan benih adalah suatu kegiatan atau perlakuan yang dilakukan untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november sampai dengan januari 2020. Bertempat di areal Persemaian Parmenen Balai Pengelolahan Daerah Aliran Sungai Palu poso (BPDAS) di Universitas Tadulako. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah media simpan (M) yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu: M0 = Tanpa Media, M1 = Arang sekam, M2 = Cocopet. Faktor kedua adalah dengan lama penyimpanan benih (L) yaitu: L1 = 0 minggu, L2 = 2 minggu, L3 = 4 minggu. Parameter yang di amati pada penelitian ini adalah presentase jumlah benih berkecambah, kecepatan berkecambah, daya kecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Viabilitas Benih Durian (Durio zibethinus Murr.) pada berbagai periode dan media simpan, berpengaruh nyata pada ketahanan viabilitas benih durian. Perlakuan M1L1 memiliki rata rata presentase berkecambah lebih tinggi yaitu 89.96%, pada perlakuan MILI memiliki rata rata daya berkecambah 89.96%, dan perlakuan MIL3 memiliki rata rata kecepatan berkecambah 4,64. |