Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulKEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAAT KAIN KULIT KAYU DI DESA PANDERE KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN SIGI
Nama: NUR AYAT
Tahun: 2021
Abstrak
RINGKASAN NUR AYAT – L 131 16 083, Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Kain Kulit Kayu di Desa Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi, dibimbing oleh Imran Rachman Indonesia kaya akan budaya dan kearifan lokal masyarakat. Setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda, perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun sosial. Namun demikian kearifan lokal juga tidak lepas dari berbagai tantangan seperti bertambah jumlah penduduk, teknologi modern dan budaya luar, modal besar serta kemiskinan dan kesenjangan. Tantangan inilah yang harus diperhatikan masyarakat sekitar dan pemerintah bagaimana tetap menjaga warisan budaya kain kulit kayu yang ada di Desa Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kearifan lokal dalam pemanfaatan kain kulit kayu di desa Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2020 menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana peneliti melakukan wawancara atau interview perwakilan dari Pemerintah Desa, Tokoh Adat, dan Masyarakat Pengrajin kain kulit kayu di Desa Pandere dengan total responden sebanyak 20 orang. . Berdasarkan hasil analisisnya Berdasarkan hasil analisisnya kearifan lokal yang ada di Desa Pandere ini yaitu menanam Pohon Malo, Ivo dan Nunu yang merupakan jenis Pohon Beringin dan Pohon Saeh yang hanya dapat ditemukan di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Kulawi. Masyarakat sekitar menganggap pohon ini memiliki makna yang besar terhadap masyarakat sekitar terutama nenek moyang pada zaman dahulu yang menganggap jenis pohon ini keramat dan mampu melindungi mereka dari mara bahaya. Masyarakat Desa Pandere khususnya ibu-ibu memanfaatkan kulit kayu adalah Pohon Malo, Ivo dan Nunu untuk dijadikan kain sebagai bahan untuk membuat gaun yang biasanya mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari atau pada upacara adat. Contoh jenis gaun yang terbuat dari kain kulit kayu yaitu halili (blus), vevo (pendek), siga (kain kepala tradisional), vuya (selimut).

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up