JudulDISTRIBUSI KERAPATAN VEGETASI DAN TEMPERATUR UDARA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 DI KAWASAN TAHURA PROVINSI SULAWESI TENGAH |
Nama: ANGGI AMELIA |
Tahun: 2020 |
Abstrak Kerapatan vegetasi dan suhu permukaan mempunyai hubungan yang erat. Semakin tinggi kerapatan vegetasi pada suatu lahan, maka semakin rendah suhu permukaan di sekitar lahan tersebut. Semakin banyak ketesediaan lahan bervegetasi maka semakin rendah suhu permukaan wilayah begitu pula sebaliknya. Ketersediaan lahan bervegetasi akan menciptakan kenyaman dan kesejukan di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2019 sampai Januari 2020 bertempat di Kawasan Tahura Provinsi Sulwesi Tengah. Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pengumpulan data lapangan yaitu data primer dan data sekunder, tahapan pra pengolahan citra meliputi penginputan data, composite citra, koreksi citra dan pemotongan citra. Kemudian tahapan selanjutnya adalah transformasi indeks vegetasi, tahapan pengecekan atau survei lapangan, tahapan analisis data menggunakan uji korelasi. Tingkat kerapatan vegetasi (NDVI), dengan nilai indeks vegetasi 0.02 – 0.23 yang kerapatan tajuknya jarang dengan luas 1,109.01 Ha (16%), dan kerapatan lebat 0.40 – 0.59 dengan luas 3,642.33 Ha (51%) dari luas kawasan Tahura yaitu 7.128 Ha. Sedangkan untuk temperatur udara di kawasan Tahura dengan suhu terendah berkisar dari nilai 16.612-26.827°C dengan luas 1,780.93 Ha (25%), dan untuk suhu tertinggi berkisar dari nilai 28.958-35.694°C dengan luas 2,864.54 Ha (40%) dari luas Kawasan Tahura. Pengaruh kerapatan vegetasi terhadap temperatur udara diperoleh nilai regresi (R²) sebesar 0.697, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas X memiliki pengaruh kontribusi sebesar 69.7% terhadap variabel terikat Y dan sebanyak 30.3% dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan, hubungan kerapatan vegetasi terhadap temperatur udara yaitu berkorelasi negatif dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah -0.835 artinya, hubungan antara varibael X (Kerapatan Vegetasi) dan variabel Y (Temperatur Udara) terbalik. |