JudulPENDAPATAN PETANI AGROFORESTRY KEMIRI DAN KAKAO DI DESA WAYU KECAMATAN MARAWOLA BARAT KABUPATEN SIGI |
Nama: FAHRUL |
Tahun: 2023 |
Abstrak RINGKASAN Fahrul, Syukur Umar – L 131 16 017, Pendapatan Petani Agroforestri Kemiri dan Kakao Kecamatan Marawola Barat Kabupaten Sigi Agroforestri adalah pengkombinasian tanaman berkayu atau kehutanan baik berupa pohon, perdu, palem-paleman, bambu, dan tanaman berkayu lainnya dengan tanaman pertanian dan peternakan. Istilah lain dari agroforestri adalah tumpang sari. sistem tumpang sari seluruh areal hutan akan ditanami pohon dan tanaman tumpang sari dibersihkan dan diolah secara intensif oleh masyarakat yang dilibatkan dalam pengelolaan hutan sebagai penggarap atau pesanggem. Agroforestri juga merupakan sistem penggunaan lahan dan teknologi yang menggunakan tanaman berupa pohon, perdu, palem, bambu, dan sebagainya. Desa Wayu merupakan salah satu desa di Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah sebagai daerah penghasil komoditi kemiri dan kakao. Selain kemiri, petani di Desa Wayu yang terletak di pegunungan Matantimali juga mengembangkan komoditas perkebunan lain seperti cengkeh, tapi yang terbesar adalah tanaman kemiri dan kakao. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2022 sampai bulan Maret 2022, bertempat di Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan dan melakukan wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada responden, yaitu masyarakat yang mempunyai kebun dan memiliki tanaman campuran yaitu kemiri dan kakao. Selain itu juga untuk melengkapi data dalam penelitian ini maka dilakukan wawancara terhadap kepala desa dan ketua kelompok tani. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan cara menghimpun data dari instansi terkait seperti keadaan umum lokasi, jumlah penduduk, jenis kelamin, data sosial ekonomi masyarakat setempat, literatur, serta beberapa data pengunjung lainnya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Produksi usahatani Agroforestri kakao dipengaruhi oleh luas lahan, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida, dan penggunaan tenaga kerja. hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa petani agroforestri dapat mengeluarkan biaya produksi dengan biaya pupuk, pestisida, tenaga kerja, biaya tetap, pajak lahan, penyusutan alat, total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 54.526.800/tahun. Dan Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa petani agroforestri dapat memperoleh pendapatan usahatani agroforestri sebanyak Rp 37.648.200/tahun. |