Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulORGANOGENESIS TANAMAN GAHARU (Aquilaria Malaccensis Lamk) PADA BERBAGAI KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH Benzyl Amino Purine (BAP) - Indole Butiric Acid (IBA) SECARA IN-VITRO
Nama: ARHVITASARI
Tahun: 2019
Abstrak
RINGKASAN Arhvitasari - L 131 15 404, Organogenesis tanaman Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk) pada berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh Benzyl Amino Purine (BAP)-Indole Butiric Acid (IBA) secara in-vitro, di bimbing oleh Muslimin. Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) merupakan salah satu jenis tanaman kehutanan yang telah dikembangkan dengan teknik kultur jaringan. Gaharu adalah sejenis resin tapi bukan resin yang dihasilkan oleh pohon gaharu, melainkan karena adanya infeksi pada pohon tersebut. Mengingat tanaman gaharu atau yang sebenarnya adalah tanaman atau pohon penghasil kayu gaharu merupakan komoditi hutan yang mahal harganya, pembudidayaan tanaman gaharu di gemari diberbagai tempat. Gaharu ini dihasilkan dari tanaman atau pepohonan yang terinfeksi atau sengaja diinfeksi yang tumbuh di daerah tropis. Pemberian zat pengatur tumbuh dapat dilakukan dengan penambahan dalam media tumbuh yang digunakan. Zat pengatur tumbuh yang digunakan biasanya berupa auksin dan sitokinin. Auksin pada umumnya digunakan untuk meningkatkan pemanjangan sel, pembelahan sel, dan pembentukan akar. Sedangkan sitokinin meningkatkan pembelahan sel, dan pembentukan pertumbuhan pucuk pada tunas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi zat pengatur tumbuh dengan kombinasi Benzyl Amino Purine (BAP)-Indole Butiric Acid (IBA) yang terbaik untuk organogenesis tanaman gaharu (Aquilari Malaccensis Lamk) secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 perlakuan kombinasi BAP-IBA yaitu V0=MS0(kontrol), V1=MS + 0,8ppm BAP + 0,1ppm IBA, V2=MS + 1,0ppm BAP + 0,1ppm IBA, V3=MS + 1,5ppm BAP + 0,1ppm IBA, V4=MS + 2,0ppm BAP + 0,1ppm IBA. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sahingga secara keseluruhan terdapat 25 unit percobaan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah awal muncul tunas, jumlah tunas, dan jumlah daun. Uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dilakukan jika hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi BAP-IBA berpengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi BAP-IBA pada berbagai perlakuan yang dicobakan berpengaruh sangat nyata terhadap awal muncul tunas, jumlah tunas dan jumlah daun. Perlakuan terbaik terdapat pada V1=MS + 0,8ppm BAP + 0,1ppm IBA mampu menginduksi pembentukan awal muncul tunas tercepat dengan rata-rata 5,00 hari setelah tanam (HST), jumlah tunas tertinggi dengan rata-rata 3,00 tunas, jumlah daun tertinggi rata-rata 1,80 helai, dan persentase tumbuh tertinggi rata-rata yaitu 100,00 %.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up