JudulINISIASI TUNAS CEMPAKA KUNING (Michelia Champaca L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH Benzyl Amino Purine (BAP)-Naftalena Acetic Acid (NAA) SECARA IN-VITRO. |
Nama: YANTI HASNA |
Tahun: 2019 |
Abstrak Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji atau perbanyakan vegetatif. Berbagai respon morfogenetik dapat diperoleh dari beragam eksplan pohon cempaka kuning dewasa. Struktur mirip embrio somatik langsung dibentuk pada jaringan merismatik dari tunas vegetatif. Tunas aksilar tunggal dan multipel dapat diregenerasi dari eksplan nodal. Penambahan zat pengatur tumbuh golongan auksin dan sitokinin mampu mendorong perkembangan dan pertumbuhan tunas eksplan. Pembentukan kalus, jaringan kuncup dan jaringan akar ditentukan oleh penggunaan zat pengatur tumbuh yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh benzyl amino purine (BAP)-naftalena acetic acid (NAA) yang terbaik untuk perbanyakan tanaman cempaka kuning secara in-vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari-Juni 2019, bertempat di UPT. Perbenihan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sidera, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu: P0=MS (kontrol), P1= MS + 1,5 ppm BAP + 1 ppm NAA, P2=MS + 2,0 ppm BAP + 1 ppm NAA, P3=MS + 2,5 ppm BAP + 1 ppm NAA, P4=MS + 3,0 ppm BAP + 1 ppm NAA. Parameter pengamatan adalah awal muncul tunas, jumlah tunas, jumlah daun, awal muncul kalus, dan persentase tumbuh. Dan diuji lanjut menggunakan BNT taraf 5% apabila berpengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi BAP-NAA pada perlakuan MS + 3,0 ppm BAP + 1 ppm NAA berpengaruh nyata terhadap awal muncul tunas dengan rata-rata yaitu 14,40 hari setelah tanam, berpengaruh sangat nyata pada jumlah tunas dengan rata-rata 4,40 hari setelah tanam, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun dengan rata-rata 2,20 daun pada 30 hari setelah tanam, dan berpengaruh tidak nyata terhadap persentase tumbuh dengan rata-rat tertinggi 50.00%, sedangkan pada awal muncul kalus yang paling berpengaruh nyata ialah pada perlakuan P1 =MS + 1,5 ppm BAP + 1 ppm NAA dengan rata-rata 8.00 hari setelah tanam. |