Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulKEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH YANG BERPERAN DALAM PROSES DEKOMPOSISI DI HUTAN SEKUNDER DESA UWEMANJE, KECAMATAN KINOVARO, KABUPATEN SIGI, PROVINSI SULAWESI TENGAH
Nama: GILNO VANDERLIK WARO
Tahun: 2021
Abstrak
GILNO VANDERLIK WARO – L 131 15 384, KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH YANG BERPERAN DALAM PROSES DEKOMPOSISI DI HUTAN SEKUNDER DESA UWEMANJE KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH, Dibimbing oleh Dr. Sc. Agr. Ir. Yusran, SP., MP. Makrofauna tanah merupakan bagian dari keanekaragaman tanah yang berperan penting dalam perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah melalui proses imobilisasi dan humifikasi. Dalam dekomposisi bahan organik, makrofauna tanah lebih banyak berperan dalam proses fragmentasi serta memberikan fasilitas lingkungan (mikrohabitat) yang lebih baik bagi proses dekomposisi lebih lanjut yang dilakukan oleh kelompok mesofauna dan mikrofauna tanah serta sebagai jenis bakteri dan fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekragaman makrofauna tanah yang berperan dalam proses dekomposisi di hutan sekunder Desa Uwemanje, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai September 2019. Pengambilan makrofauna tanah dilakukan pada dua bentuk posisi yakni pada puncak dan lembah di hutan sekunder, dan identifikasi makrofauna tanah dilakukan di laboratorium. Penelitian ini dimulai dari survey lapangan, penentuan titik, pengambilan sampel dan identifikasi. Penangkapan sampel makrofauna tanah dengan menggunakan kantung seresah (litter bag) terbuat dari kain nilon berukuran 20cm x 20cm dgn ukuran lubang 2 mm x 2 mm. Seresah yang dimasukan adalah seresah campuran, namun didominasi oleh dedaunan. Kemudian litterbag di tempatkan secara acak pada bagian puncak dan lembah masing-masing 12 litter bag, lembah 12 kantung dan puncak 12 kantung, dengan jarak + 5 m antar titik. Titik peletakan kantung seresah terlebih dahulu dibersihkan untuk menjamin bahwa seresah yang terdapat di dalamnya dapat kontak langsung dengan permukaan tanah. Monitoring dilakukan setiap minggu dengan mengambil 1 litterbag setiap lokasi. Penangkapan makrofauna dilakukan dengan teknik hand shorting, dimana litter bag diletakan pada kardus untuk memisahkan seresah dan makrofauna tanah yang ada di dalamnya, kemudian dilakukan penangkapan makrofuna dengan menggunakan kuas kecil dan pinset, lalu makrofauna tersebut dimasukan dan diawetkan di dalam appendorf dengan menggunakan alkohol 70%. Serta analisis data menggunakan indeks Keanekaragaman. Parameter yang diamati adalah jenis makrofauna, Indeks keanekragaman dan Indeks similaritas. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah Individu, Spesies dan Indeks Keanekaragaman jenis Makrofauna berbeda pada Lembah dan Puncak. Jumlah Spesies pada bagian lembah lebih tinggi yaitu 22 spesies, dan pada puncak hanya terdapat 20 spesies. Jumlah individu nampak pula pada Lembah yaitu 87 ekor, dari pada puncak yang hanya 83 ekor. Nilai indeks keanekaragaman yang lebih tinggi nampak pada Puncak 2,80 dan nilai pada Lembah 2,61. Pada nilai indeks similaritas jenis makrofauna yang dihasilkan dari lembah dan puncak adalah 80%, maka menunjukan jenis makrofauna pada lembah dan puncak tersebut tergolong sama, dimana nilai indeks similaritasnya > 50 %.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up