JudulPOTENSI EKOWISATA AIR TERJUN PARAPA DI DESA TONGOA KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU (TNLL) |
Nama: EUIS |
Tahun: 2020 |
Abstrak Taman Nasional Lore Lindu Khususnya di Desa Tongoa memiliki daya tarik tersendiri yang dapat dikembangkan sebagai objek Wisata Alam. Salah satunya Air Terjun Parapa yang terletak di desa ini bisa dikatakan memliki potensi, karena terbentuk secara alami dengan ketinggian kurang lebih 35 meter pancuran air dengan debit yang besar menambah keindahannya. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan potensi - potensi wisata alam dan menganalisis kelayakan potensi yang ada di dalam kawasan tersebut. Hasil dari pendeskripsian potensi – potensi yang ada kemudian dibentuk dalam produk wisata alam agar pengembangan wisata alam di lokasi ini sesuai dengan model serta prinsip Wisata Alam yaitu secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Daerah Operasi Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Data dan informasi yang dikumpulkan yaitu daya tarik wisata, aksesibilitas dan sarana dan prasarana penunjang wisata alam. Metode pengambilan data ini dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan responden terdiri dari orang-orang yang dianggap memiliki keterlibatan dalam pengelolaan serta pemanfaatan Obyek Wisata Alam di Taman Nasional Lore Lindu khsususnya yang berada di Desa Tongoa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi wisata alam yang ada di Desa Tongoa memiliki sumber daya alam seperti air terjun yang dimana daya tarik air terjun Parapa ini memiki dua tingkat dimana ketinggian tingkatan pertama yaitu mencapai 10 meter, sedangkan tingkatan kedua dengan ketinggian mencapai 25 meter. Di kawasan ini terdapat flora seperti Anggrek (Orchidaceae), Cemara (Casuarinaceae), Aren (Arenga pinnata), Jamur (Fungi), Kemiri (Aleurites moluccana), Kakao (Theobroma cacao), dan Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Sedangkan fauna diantaranya yaitu Elang (Accipiter), Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix), dan Babi Rusa (Babyrousa babyrussa). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara hingga perhitungan dengan analisis ADO-OTWA diperoleh tingkat kelayakannya Indeks dari masing-masing kriteria yaitu antara lain daya tarik sebesar 69,44%, aksesibilitas sebesar 83,33%, dan Sarana / Prasarana sebesar 60%, maka diperoleh tingkat kelayakan yaitu sebesar 71?n termasuk dalam obyek wisata yang layak untuk dikembangkan. |