JudulKOMPOSISI JENIS TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN HUTAN WISATA DAENGGUNE DESA DAENGGUNE KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI |
Nama: IMANIAR HASNI |
Tahun: 2019 |
Abstrak Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat misalnya seperti tumbuhan obat. Masyarakat sekitar hutan telah lama memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan pengobatan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang tumbuhan obat yang ada di Hutan Wisata Daenggune di Desa Daenggune, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi. Metode penelitian ini dilakukan dengan wawancara kepada pengelola dan warga sekitar yang memanfaatkan tumbuhan obat untuk kesehatan, kemudian melakukan survei/ observasi menggunakan metode plot berganda. Penempatan titik plot dibuat secara sengaja ( purposive sampling ) berdasarkan ditemukannya tumbuhan obat untuk mengetahui komposisi jenis tumbuhan obat. Penempatan plot dibuat menjadi dua bagian wilayah lokasi penelitian yaitu di kawasan APL dan di kawasan Hutan Wisata. Setiap plot terdiri dengan ukuran masing-masing 20 m x 20 m. Dari perhitungan nilai Kerapatan dan nilai Frekuensi diketahui bahwa diketahui bahwa terdapat 2 spesies tergolong tinggi yaitu Rumput Rindik (Polygala paniculata L.) dengan nilai kerapatan 22,82?n Jahe Merah (Zingiber officinale.) 11,17%. Sedangkan kerapatan yang terendah terdapat 2 spesies yaitu, Koneng (Curcuma domestica valenton ) dan Jampang (Oplimenus compositus L.Beauv) dengan nilai kerapatan relatif1,456%. Dan terdapat 2 spesies tergolong tinggi dibandingkan spesies lain yaitu Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa) dengan nilai frekuensi relatif 9,76?n Sirih ( Piper betle L..) dengan nilai frekuensi relatif 13,9%. Sedangkan frekuensi yang rendah terdiri dari banyak tumbuhan yaitu, Jampang (Oplimenus compositus L.Beauv) dengan nilai frekuensi relatif1,39?n Cecendet (Physalis minima L) dengan nilai frekuensi relatif 1,01. Secara keseluruhan kerapatan dan frekuensi tumbuhan yang terdapat dikawasan APL dan Hutan Wisata Daenggune tergolong sangat rendah. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat oleh masyarakat lebih merata kesemua bagian tumbuhan obatnya, ada yang menggunakan daunnya, akarnya , batangnya, buahnya maupun semua bagian tumbuhannya itu sendiri. |