JudulPENGARUH BEBERAPA JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI CEMPAKA (Elmerillia Ovalis (Miq.) Dandy) DI PERSEMAIAN |
Nama: HIKMAWATI TICOALU |
Tahun: 2019 |
Abstrak HIKMAWATI TICOALU - L 131 15 022, Pengaruh Beberapa Jenis Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Terhadap Pertumbuhan Semai Cempaka (Elmerillia ovalis (Miq.) Dandy) Di Persemaian, dibimbing oleh Yusran. Cempaka (Elmerrillia ovalis (Miq.) Dandy) atau dikenal dengan nama kayu uru adalah tanaman kehutanan yang menjadi pilihan utama untuk pembuatan rumah adat Suku Toraja, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Kayu cempaka mempunyai sifat yang tahan terhadap kelembaban dan air. Aplikasi FMA terhadap tanaman sampai saat ini terbukti memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan kualitas tanaman. Pemanfaatan secara biologis ini yang membuat ramah lingkungan sertatelah dikembangkan secara luas pada bidang kehutanan, pertanian, dan perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis fungi mikoriza arbuscular terhadap pertumbuhan semai cempaka (Elmerillia ovalis (Miq.) Dandy). Penelitian ini dilaksanakan di persemaian CV. Andro Karya. Berlokasi di Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah dan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Laboiratorium Holtikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako serta dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Mei 2019. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan, maka terdapat 40 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu : M0 = Tanpa aplikasi FMA (kontrol), M1 = FMA jenis Septoglomus construktum 10 g/polybag, M2 = FMA jenis Glomus halonatum 10 g/polybag, dan M3 = FMA jenis Glomus mosseae 10 g/polybag. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi, pertambahan diameter, pertambahan jumlah daun, serta berat basah dan berat kering tajuk dan akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis FMA yang dilakukan berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi dan jumlah daun, berpengaruh nyata terhadap berat basah tajuk dan akar, akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan diameter dan berat kering tajuk dan akar. Dari ketiga jenis FMA yang dicobakan bahwa perlakuan FMA jenis Glomus mosseae (M3) memberikan pengaruh yang lebih baik yaitu pertambahan tinggi dengan rata-rata 2,6 cm, pertambahan diameter dengan rata-rata 0,274 mm, pertambahan jumlah daun terbanyak dengan rata-rata 2,5 helai, berat basah tajuk dengan rata-rata 2,3 g dan berat basah akar dengan rata-rata 1,34 g. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kedua perlakuan jenis FMA yaitu Septoglomus construktum (M2) dan Glomus halonatum (M3). |