JudulANALISIS SPASIAL PERUBAHAN BENTANG LAHAN PASCA LIKUIFAKSI DI KELURAHAN PETOBO KOTA PALU UNTUK PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU |
Nama: SRI SUSANTI |
Tahun: 2020 |
Abstrak Sri Susanti - L 13115017, Analisis Spasial Perubahan Bentang Lahan Pasca Likuifaksi di Petobo Kota Palu Untuk Perencanaan Ruang Terbuka Hijau, Dibimbing Oleh Akhbar. Kota Palu salah satu kawasan seismik aktif di Indonesia, tingginya tingkat aktivitas kegempaan di kawasan ini tidak lepas dari lokasinya yang berada pada zona benturan tiga lempeng tektonik. Peristiwa likuifaksi saat gempa dapat ditandai dengan adanya pergerakan tanah, rembesan air keluar dari rekahan tanah, bergeraknya bangunan miring atau turun, penurunan muka tanah, serta terjadinya longsor pada tanggul dan lereng. Oleh karena itu, diperlukan analisis untuk mengetahui perubahan bentang lahan dengan menghitung perubahan garis kontur pasca likuifaksi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan bentang lahan yang terjadi pasca likuifaksi di kelurahan Petobo di Kota Palu, sebagai acuan dalam perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan April sampai Bulan Juli 2019. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode overlay, interpretasi dan pengambilan titik di lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software berupa ArcGis 10.4, pra pengolahan dilakukan georeferensi. Perencanaan kawasan RTH Kelurahan Petobo yang tanahnya telah berubah menjadi tanah terangkat, tanah menjadi rawa, dan tanah yang bergeser akibat bencana likuifaksi, sekarang tempat tersebut tidak cocok untuk dijadikan pemukiman karena dianggap zona merah rawan bencana. Diketahui daerah Kelurahan Petobo sebelum likuifaksi dengan 792,24 luas Ha, lokasi setelah terdampak likuifaksi yaitu 178.87 Ha. Kelurahan Petobo yang mengalami tanah terangkat dialokasikan ke hutan kota dengan ditanami pohon kehutanan yang luasnya 100.24 Ha, Kelurahan Petobo yang tanahnya menjadi rawa harus dipertahankan karena terdapat biota air yang luasnya 19.95 Ha, Kelurahan Petobo yang tanahnya bergeser bergeser cocok untuk dijadikan sebagai RTH taman pemakaman yang luasnya 73.70 Ha. |