JudulKONTRIBUSI AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA TIRTANAGAYA KECAMATAN BOLANO LAMBUNU KABUPATEN PARIGI MAUTONG |
Nama: MOHAMMAD ADY DARMA |
Tahun: 2024 |
Abstrak ABSTRAK Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan yang dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih- guna lahan dan sekaligus juga mengatasi masalah pangan dan pendapatan masyarakat. Sedangkan menurut king dan chandler agroforestri sebagai sistem pengelolaan tanah berkelanjutan dan mampu meningkatkan produksi tanah secara Keberadaan pohon dalam agroforestri mempunyai dua peran utama. Pertama, pohon dapat mempertahankan produksi tanaman pangan dan memberikan pengaruh positif pada lingkungan fisik, terutama dengan memperlambat kehilangannya unsur hara pada tanah, dan menahan daya perusak dari erosi air dan terpaan angin. Kedua hasil dari pohon berperan penting dalam pendapatan rumah tangga petani. Alasan utama ini yang mendasari keputusan petani di desa tirtanagaya untuk menerapkan agroforestri adalah keuntungan dari penjualan kayu dan hasil buah-buahan. Namun banyak penelitian yang membuktikan bahwa pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang dapat disediakan dari sistem agroforestri merupakan pendorong utama sebagian besar petani untuk menanam pohon. Perubahan pertanian dari yang semula subsisten menjadi semakin komersial menyebabkan penanaman pohon pada skala petani menjadi lebih rentan terhadap pengaruh ekonomi. Pada penelitian di Desa Tirtanagaya, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, pendapatan rumah tangga petani berasal dari hasil agroforstri dan non agroforestri. Pendaptan agroforestri berasal dari hasil penjualan kayu (jati, jengkol, petei, cengkeh, sengoan, dan durian), tanaman obat (jahe, kunyit, serai, kumis kucing, laos, dan kencur), sawah, ternak (sapi, ayam dan dan kambing) dan palawija (jaguang, tomat, cabai, kacang panjang, jenis umbi-umbian, dan kacang- kacangan). Sedangkan pendapatan non angroforstri berasal dari gaji PNS (pegawai kantor keluarahan dan pegawai pengajar/ guru), sedangkan buruh (buruh kebun dan buruh bangunan), wiraswasta (penjual peralatan bahan bangunan dan penjual barang campuran). v kontibusi pendapatan angroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani adalah sebesar 50,25% sebesar Rp. 125,086,876 sedangkan pendapatan non anggroforestri 49,75% sebesar Rp 123,833,333 hal ini menunjukan bahwa hasil agroforestri lebih besar di bandingkan hasil pendapatan non agroforestri dikarenakan masyarakat di desa tirtanagaya sebagian besar berkerja sebagian petani. |