JudulPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL-2 DALAM AKTIVITAS PERTAMBANGAN EMAS TAMAN HUTAN RAYA SULAWESI TENGAH |
Nama: RUSMAN |
Tahun: 2019 |
Abstrak RINGKASAN RUSMAN – L13114266, Perubahan Tutupan Lahan Menggunakan Citra Sentinel-2A Dalam Aktivitas Pertambangan Emas Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah, Dibimbing Oleh Hasriani Muis Dan Ida Arianingsih. Taman Hutan Raya (TAHURA) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. (Nurudin, 2016). Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian Taman Hutan Raya (TAHURA), perlu adanya pemantauan yang berbasis teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), dalam mengidentifikasi perubahan tutupan lahan menggunakan citra sentinel-2 dalam aktifitas pertambangan di TAHURA. Permasalahan pada penelitian ini yaitu bagaimana cara mengetahui perubahan tutupan lahan TAHURA, adapun tujuannya yaitu untuk menganalisis perubahan tutupan lahan akibat aktifitas pertambangan emas di kawasan Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah menggunakan citra sentinel-2 tahun 2016 dan 2018. Penelitian ini menggunakan metode klasifikasi terbimbing (Supervised Clasification) untuk menentukan jenis dan perubahan tutupan lahan Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah tahun 2016 dan 2018. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2019, di Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah. Citra Sentinel-2 sebagai sumber data utama yang dianggap mampu untuk mengidentifikasi perubahan tutupan lahan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa TAHURA mengalami perubahan tutupan lahan pada tahun 2016 hutan lahan kering primer 737,96 Ha, hutan lahan kering sekunder 2906,86 Ha, lahan terbuka 411,62 Ha, pertambangan 77,35 Ha, savana 886,89 Ha, semak belukar 2107,80 Ha, hingga tahun 2018, terjadi pengurangan pada hutan lahan kering primer dengan luas 0,65 Ha, hutan lahan kering sekunder 2,19 Ha, savana 38,12 Ha, semak belukar 34,67 Ha. Sedangkan pada lahan pertambangan mengalami penambahan dengan luas 75,64 Ha. Jadi tahun 2018 hutan lahan kering primer 737,31 Ha, hutan lahan kering sekunder 2904,66 Ha, lahan terbuka 411,62 Ha, pertambangan 153 Ha, savana 848,76 Ha, semak belukar 2073,13 Ha, |