JudulANALISIS SPASIAL PERUBAHAN BENTANG LAHAN PASCA LIKUIFAKSI UNTUK PERENCANAAN PENGHIJAUAN DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI |
Nama: YUSRIADI |
Tahun: 2021 |
Abstrak RINGKASAN YUSRIADI – L13114222, ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN BENTANG LAHAN PASCA LIKUIFAKSI UNTUK PERENCANAAN PENGHIJAUAN DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI, dibimbing oleh Akhbar dan Ida Arianingsih. Kabupaten Sigi merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Bora yang berada di Kecamatan Sigi Biromaru. Kabupaten Sigi memiliki wilayah 5.196 km², dibagi menjadi 152 kelurahan/desa dan 15 kecamatan. Wilayah yang terdampak likuifaksi yaitu Desa Jono Oge yang berada di Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jono Oge Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Data yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah Citra Google Earth dan Peta RBI. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2019. Penelitian ini berupa Tekhnik Klasifikasi Citra Google Earth dan Peta RBI, yaitu mengklasifikasikan perubahan bentang alam akibat likuifaksi sebelum dan pasca bencana alam yang terjadi di Desa Jono Oge Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Klasifikasi tutupan lahan sebelum bencana (gempa bumi) dilakukan secara visual dengan menggunakan Peta Citra Google Earth dan Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) pada tahun 2017 di Desa Jono Oge Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah diperoleh 4 (Empat) jenis kelas tutupan lahan yaitu : Pertanian Lahan kering, Pemukiman, Sawah, dan Savana / Padang rumput. Pada tahun 2018 (setelah gempa bumi) terdapat 5 jenis perubahan tutupan lahan yaitu : Daerah terdampak likuifaksi, Pertanian Lahan kering, Pemukiman, Sawah, dan Savana / Padang rumput . Daerah yang terdampak likufaksi yang direncanakan untuk ruang terbuka hijau memiliki luas 51,61 Ha. Pembuatan peta kontur dalam bentuk 3D (3 dimensi) digital dilengkapi dengan garis kontur yaitu garis ketinggian dan interval kontur. Pembuatan peta kontur di Desa Jono Oge dengan interval 5 meter, dengan demikian selisih kontur yang satu dengan kontur yang lainnya yaitu 2,5 meter dengan tampilan 3 dimensi. |