JudulKONDISI BIOFISIK HABITAT TANGGASI (Tarsius Wallacei) DI DESA UWEMANJE KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH |
Nama: RIFKI |
Tahun: 2022 |
Abstrak RINGKASAN RIFKI - L 131 14 110, Kondisi Biofisik Habitat Tanggasi (Tarsius wallacei) Di Desa Uwemanje Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, dibimbing oleh Abdul Rosyid Sulawesi merupakan pulau terbesar dan terpenting di daerah biogeografi Wallacea. Keadaan terisolasi dalam kurun waktu yang lama memungkinkan terjadinya evolusi pada berbagai spesies, sehingga Pulau Sulawesi mempunyai tingkat endemisitas yang tinggi. Salah satu satwa endemik dan langka yang ada di kawasan hutan Desa Uwemanje Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah adalah tanggasi (Tarsius wallacei). Namun sejauh ini informasi mengenai tanggasi dikategorikan sebagai jenis Tarsius dengan status data deficient (DD) atau data yang masih kurang mengenai jenis ini. Untuk itu perlu dilakukan suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang bagaimana kondisi biofisik habitat tanggasi baik dari komponen biotik (vegetasi) dan komponen abiotik (lingkungan habitat Tarsius secara alami) yang meliputi ketinggian tempat, kelerengan, suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan November 2020 sampai Januari 2021, di Desa Uwemanje Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi. Analisis vegetasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode petak berganda yang diletakkan secara sengaja (purposive sampling). petak berukuran 20 m x 20 m untuk pencatatan tumbuhan tingkat pohon diletakkan sepanjang jalur pengamatan dengan jarak antar petak 20 m. data tingkat pertumbuhan tiang, pancang, dan semai dikumpulkan dengan cara petak berganda, ukuran anak petak untuk tingkat pertumbuhan semai sebesar 2 m x 2 m, pancang sebesar 5 m x 5 m, tiang sebesar 10 m x 10 m, dan pohon sebesar 20 m x 20 m. Pengamatan ini dilakukan pada siang hari. Suhu dan kelembaban udara, diukur dengan menggunakan thermohygrometer dimana alat tersebut digantung di atas pohon disekitar sarang tarsius. Kelerengan habitat diukur dengan menggunakan clinometer dimana penggunaan alat tersebut membidik lurus objek yang searah mata pembidik. Posisi dan ketinggian tempat mungunakan GPS, dengan mengambil titik nol dari tepi sungai yang dekat dengan daerah objek penelitian. INP tertinggi untuk tingkat pohon yaitu Ficus sp dengan INP 23,55?n INP pada tingkat tiang yaitu Ficus sp 2 dengan INP 25,98?n INP pada tingkat pancang yaitu Coffea sp dengan INP 28,80%. INP pada tingkat semai yaitu Syzygium cumini dengan INP 14,43%. Ketinggian tempat ditemukannya habitat (Tarsius wallacei) 455 Mdpl. Di temukan pada posisi S 00º 58' 22,0" E 119º 49' 21,2". ”. Kelerengan atau topografi datar hingga kemiringan 21° sampai 32° jika di persenkan adalah 38,3% sampai 61,6%. Suhu udara berkisar 23,10°C - 25,18°C. Kelembaban udara berkisar 82% - 88%. |