JudulKONDISI VEGETASI PADA HABITAT BERTELUR MALEO ( Macrocephalon Maleo ) DI DESA SAUSU PIORE KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH |
Nama: DESSY NATALIA CHRISTIANI GUMOLUNG |
Tahun: 2019 |
Abstrak DESSY NATALIA CHRISTIANI G – L 131 12 096. Kondisi Vegetasi Pada Habitat Bertelur Maleo ( Macrocephalon maleo ) Di Desa Sausu Piore, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Di Bimbing Oleh Arif Sudhartono, dan Sustri. Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki berbagai jenis hewan menarik dan memiliki keadaan fauna dengan derajat endemis yang tinggi. Salah satu hewan endemik yang paling menarik perhatian adalah burung Maleo (Macrocephalon maleo) dari family Megapodidae. Karena keunikan burung Maleo yang memiliki telur berukuran besar dan berhabitat sangat khas yang hanya biasa hidup didekat pantai berpasir panas atau dipegunungan yang memiliki sumber mata air panas, banyak orang yang tertarik terhadap burung Maleo, sehingga dalam penelitian burung Maleo ini membahas kondisi vegetasi pada habitat bertelur burung Maleo yang berada di Desa Sausu Piore yang mengalami kerusakan habitat, dikarenakan vegetasi didalam semakin kurang karena, masyarakat sekitar banyak yang sudah membuka lahan perkebunan dan mengakibatkan kerusakan habitat disekitar tempat bertelur burung Maleo, sehingga populasi burung Maleo menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi vegetasi pada habitat bertelur maleo (Macrocephalon maleo) di Desa Sausu Piore Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong. Kegunaan dari penelitian ini yaitu untuk mendukung penyelesaian masalah kondisi kerusakan vegetasi pada habitat bertelur Maleo (Macrocephalon maleo) yang berada di Desa Sausu Piore, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, mulai dari bulan Desember 2016 sampai Januari 2017 di Desa Sausu Piore, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan metode jalur dengan penempatan petak awal secara purposive sampling (sengaja), untuk jalur yang akan dibuat yaitu 1 ( satu ) jalur, dengan ukuran panjang jalur 500 meter, di sepanjang jalur habitat bertelur maleo (Macrocephalon maleo) yang sudah diukur, maka dilakukan pengukuran plot untuk mempermudah mengidentifikasi beberapa vegetasi yang masih hidup dilokasi habitat bertelur maleo dengan jumlah masing-masing plot sebanyak 25 plot. Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan dalam lokasi habitat bertelur maleo (Macrocephalon maleo) dengan melakukan identivikasi vegetasi yang masih hidup ditemukan 10 jenis vegetasi dari 6 famili, dari 10 jenis vegetasi yang ditemukan ada 4 (empat) vegetasi yang dominan karena, jumlah indeks nilai penting (INP) yang mempunyai nilai tinggi, sehingga bisa dibuat laporan data untuk dilokasi penelitian tentang kondisi vegetasi habitat bertelur maleo (Macrocephalon maleo) yang nantinya data penelitian ini bisa di bandingkan dengan hasil data dari penelitian dilokasi berbeda , sehingga dapat mengatasi kondisi kerusakan vegetasi pada habitat bertelur maleo di Desa Sausu Piore. |