JudulPERDAGANGAN BURUNG DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH |
Nama: DEWI DIANA S. AMPEN |
Tahun: 2021 |
Abstrak DEWI DIANA S AMPEN – L 131 11 039, Perdagangan Burung di Kota Palu Sulawesi Tengah dibimbing Oleh Herman Harijanto dan Andi Sahri Alam. Indonesia menduduki peringkat keempat negara-negara yang kaya akan jenis burung dan menduduki peringkat pertama didunia berdasarkan jumlah jenis burung endemik. Di Indonesia dijumpai 1.539 jenis burung atau 17?ri jumlah seluruh jenis burung di dunia yang berjumlah 9.052 jenis dan 381 jenis atau 4% merupakan jenis endemik yang secara alami hanya dijumpai di Indonesia (Sudjatnika, 1995). Menurut Sukanto dkk, (2007) dalam Firdaus (2005), mengungkapkan bahwa wilayah Indonesia ditempati oleh 1.598 jenis burung, sebagian bersifat menetap dan sebagian lagi bersifat migran. Burung memiliki nilai ekonomi, estetika dan budaya yang tinggi. Menurut Sujatnika dkk., (1995), burung merupakan indikator untuk mengetahui kondisi keanekaragaman hayati karena kelompok satwa ini memiliki sifat- sifat mendukung, yaitu (a). Hidup pada seluruh habitat di seluruh dunia, (b). Peka terhadap perubahan lingkungan, (c). Taksonomi burung relatif telah mantap (d). Informasi mengenai penyebaran berdasarkan sebaran geografi setiap spesies burung di dunia telahdiketahui dan terdokumentasi dengan baik. Perdagangan satwa merupakan ancaman langsung terhadap populasi alami spesies diseluruh Indonesia. Indonesia adalah produsen dan konsumen terbesar di Asia Tenggara dalam perdagangan burung. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Juni sampai bulan Agustus yang bertempat di Kota Palu Sulawesi Tengah, dengan tujuan untuk mengetahui tempat penjualan burung di Kota Palu dan untuk mengetahui jenis-jenis burung di kawasan yaitu Wera, Tahura dan Paneki. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Indeks Point of Abundance (IPA-Count). Waktu pengamatan untuk setiap titik yaitu: 5-10 menit. Pengamatan dilakukan pada periode pagi pukul 06.00 WITA dan berakhir pada pukul 09.00 WITA. Pengamatan periode sore hari dilakukan mulai pukul 15.30 WITA sampai pukul 18.00 WITA. Dari hasil Observasi lapangan dan wawancara terstruktur dengan para pedagang terdapat 9 jenis burung yaitu: Merpati (Columba Livia), Kutilang (Pycnonotus Aurigaster), Madu Sriganti (Nectarinia Juguralis), Kacamata Laut (Zosterops Chloris), Tekukur (Sterptopelia Chinensia), Perkici Dora (Trichoglossus Ornatus), Serindit Sulawesi (Loriculus Stigmatus), Kucica Hutan (Copsychus Malabaricus), Jalak Putih (Sturnus Melanopterus), Nuri Bayan (Eclectus Roratus). Dari hasil pengamatan secara keseluruhan jenis-jenis burung antar lokasi penelitian tingkat kesamaannya rendah (< 50%). Lokasi yang paling besar tingkat kesamaannya yaitu Pedagang dan Wera 11%, Pedagang dan Ngatabaru 9?n Pedagang dan Paneki 9%. |