JudulEvaluasi Pengelolaan Obat Program Tuberkulosis Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah |
Nama: AGUNG AYU INTAN RAHAYU |
Tahun: 2024 |
Abstrak Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Pengelolaan obat dan perbekalan Kesehatan provinsi memiliki peran penting dalam memastikan ketersediaan, pemenuhan dan keterjangkauan obat-obatan dalam layanan kesehatan. Apabila pengelolaan obat tidak dilakukan dengan baik, maka rangkaian kegiatan setiap layanan akan terganggu karena kurangnya ketersediaan obat atau buruknya kondisi obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi pengelolaan obat program tuberkulosis di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan variabel permintaan (kesesuaian permintaan obat dengan obat yang diterima), pengadaan (kesesuaian kesalahan faktur), pendistribusian (kesesuaian proses pendistribusian obat program tuberkulosis), dan penyimpanan (kesesuaian obat fisik dengan kartu stok, kesesuaian obat kadaluarsa/rusak, dan kesesuaian sarana dan prasarana penyimpanan obat program tuberkulosis). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara cross sectional. Data yang digunakan berupa lembar observasi, formulir permintaan obat per triwulan, data rekapan faktur, serta kartu stok. Sampel penelitian yaitu seluruh obat program tuberkulosis di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (18 item Obat tuberkulosis Resisten Obat & 2 Obat tuberkulosis Multidrug Resistent). Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus-Desember 2023. Hasil penelitian di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah secara berurutan didapatkan bahwa variabel permintaan dari indikator persentase kesesuaian permintaan obat dengan obat yang diterima yatu 100,8%. Variabel pengadaan dari indikator persentase kesalahan faktur yaitu 3,5%. Variabel pendistribusian dari indikator kesesuaian proses pendistribusian yaitu75%. Variabel penyimpanan meliputi indikator kesesuaian obat fisik dengan obat dalam kartu stok yaitu 99,9%. Persentase obat program tuberkulosis yang kadaluarsa yaitu 0,59%. Kesesuaain sarana dan prasarana penyimpanan obat program tuberkulosis yaitu 95%. Kesimpulan dari seluruh variabel pengelolaan obat program tuberkulosis yaitu indikator jumlah permintaan obat dengan obat yang diterima telah sesuai sedangkan indikator dari variabel yang lain belum sesuai. Kata kunci: Tuberkulosis, pengelolaan obat, dinas kesehatan |