JudulOPTIMASI FORMULA SELF NANO-EMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM (SNEDDS) KOMBINASI EKSTRAK ETANOL 70% HERBA BENALU BATU (Begonia Medicinalis) DAN DAUN KELOR (Moringa Oleifera L.) MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN |
Nama: JUSRIANI |
Tahun: 2023 |
Abstrak Benalu batu (Begonia medicinalis) dan Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tumbuhan yang sering digunakan masyarakat dalam pengobatan secara empiris. Kombinasi ekstrak etanol 70% herba benalu batu dan daun kelor dikembangkan menjadi SNEDDS (Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System) untuk meningkatkan kelarutan ekstrak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi optimal dari formula SNEDDS kombinasi ekstrak herba benalu batu dan daun kelor serta evaluasi karakteristik yang meliputi waktu emulsifikasi, persentase transmitan, ukuran partikel, pH dan viskositas, mengetahui kadar senyawa fitokimia yang terkandung didalam formula serta menentukan aktivitas antikanker secara in vitro. Penentuan konsentrasi surfaktan dan ko-surfaktan formula menggunakan software Design Expert versi 13 dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Pengukuran kadar senyawa fitokimia dari formula menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan uji aktivitas formula dilakukan menggunakan sel kanker HeLa dengan metode MTT. Software Design Expert dengan metode SLD menghasilkan 5 desain formula. Formula SNEDDS kombinasi ekstrak herba benalu batu dan daun kelor yang paling optimal berdasarkan metode SLD yakni formula 5 yang mengandung kombinasi ekstrak herba benalu batu (B. medicinalis) dan daun kelor (M. oleifera L.) dengan perbandingan konsentrasi 1: 1 (100 mg: 100 mg), VCO sebesar 12%, tween 80 sebesar 64?n propilen glikol sebesar 16%. Formula optimal memiliki karakteristik waktu emulsifikasi sebesar 39,3 detik ± 3,005, persentase transmitan sebesar 92,25% ± 0,004, ukuran partikel sebesar 14,43 nm ± 0,306 dengan indeks polidispersitas (PI) sebesar 0,237. pH dari formula optimal yakni 4,70 ± 0,031 dan viskositas sebesar 355 cP.s ± 2,6. Formula optimal SNEDDS kombinasi ekstrak etanol 70% herba benalu batu dan daun kelor juga mengandung senyawa fitokimia yakni kadar fenolik sebesar sebesar 11,035 ± 0,763 mgGAE, flavonoid sebesar 17,003 ± 1,390 mgQE dan saponin sebesar 35,981 ± 0,105 mgEE. Selain itu formula optimal ini juga memberikan hasil persen kematian sel kanker Hela yang lebih tinggi yakni 84,334% apabila dibandingkan dengan ekstrak tanpa formula. Kata Kunci: Benalu Benatu, Kelor, SNEDDS, Simplex Lattice Design, Sel Kanker HeLa. |